Latest Movie :
Agen Domino dan Poker Online Terpercaya
PASANG IKLAN ANDA DI SINI
Recent Movies

Bigo Live Semok Girl

Goyang Seksi Dijalan Buat Ngaceng Pengguna Jalan.

Enaknya Jadi Dokter Kandungan Terbaru 2020



Update terbaru Cerita Sex Dewasa, Pada kisah Cerita Seks bergambar kali ini yang berjudul Enaknya Jadi Dokter Kandungan, saya telah menyediakan cerita HOT pengalaman pribadi maupun orang lain lengkap dengan gambar seksi peningkat nafsu birahi anda. Selamat membaca.

Enaknya Jadi Dokter Kandungan Terbaru 2020

Cerita sex - Namaku Rendi, seorang spesialis kandungan dokter di rumah sakit negeri di kota S*******G. Umurku 35 tahun tapi aku belum nikah, jangan salah bukan karena aku tidak ganteng tapi pacarku sedang menyesaikan S3 nya di amrik, makanya nungguin dia selesai dulu. Tinggiku 180 cm karena hobiku juga main basket, kulit putih , dan wajah yang bikin cewek pada ngiler. Dengan punya pacar bukan berarti aku ngga “ngobyek” dengan yang lain. Terus terang aku punya beberapa affair dengan dokter wanita di sini atau anak kedokteran yang masih koass. Tentu yang aku pilih bukan sembarangan, harus lebih mudan dan cantik.

Agen Domino

Sebenernya sudah banyak yang mencoba menarik atiku tapi sejauh ini aku belum mau serius dan kalau bisa aku manfaatin selama jauh dengan pacarku. Sudah banyak yang aku banyak yang aku perdaya tapi…ada satu orang yang membuatku sangat penasaran. Namanya Novi, umurnya sekitar 22 tahun, dia anak koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama. Kebetulan aku jadi residennya.

Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar berbeda dengan anak lainnya, walaupun affairan aku pun sebenernya ada juga yang berjilbab, tapi tidak seperti dia. Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tidak kurus dan tidak gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak mampu menutupi lekukan dadanya, aku taksir kalau tidak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi dia sangat menjaga pergaulan. Sesekali aku coba berusaha bicara dengannya tapi dia elalu menundukkan wajahnya setiap bicara denganku. Dia pun tidak menyambut tangaku ketika aku ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya sangat halus ketika aku coba perhatika di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir semakin menambah kesan manis darinya.

    Nov…kita makan bareng yuk, aku yang traktir. ujarku berusaha membujuk untuk bisa pergi bareng. Terima kasih Dok…saya dengan teman-teman saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih tawarannya aku bareng teman saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja teman kamu” setengah berharap dia mau menerima. “terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahut dia sambil tetap menundukkan kepalanya. Kadang gurauan ringan itu yang tidak pernah aku dapatkan dari pacarku atau teman affair-ku. aku tersenyum kecil mendengar alasannya yang sangat lucu…humoris juga dia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku

“oh ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti aku bantu” aku masih berusaha mencari celah.
“Terima kasi pak ehh..kak…saya pamit” sambil berlalu

AKu perhatikan dari belakang, roknya yang juga lebar tidak bisa menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti langkah kakinya..perfect…aku menggeleng.

Dia berbeda sekali dengan nita…anak koas 2 tahun lalu yang pernah aku perawani juga. Sama-sama berjilbab walau tak selebar dia. Nita pun awalnya agak jual mahal…walau aku tau dari cara memandangnya dia suka aku. Dengan beberapa rayuan akhirnya aku bisa memerawani dia di sebuah hotel. Tidak dengan paksaan dan sangat mudah. Affair kita berlalu dengan selesainya masa koas dia, juga karena dia tahu aku punya affair juga dengan temannya. Dia berbeda sekali, sulit sekali menaklukannya. Setiap aku melihat dia selalu aku lihat setiap geriknya, senyumnya, tawanya, selalu terbayang. Saat aku sedang melamun tiba-tiba dari arah belakangku ada yang memeluk dan terus menarikku.

“Ngelamun nih…” dengan suara yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sambil melepaskan pelukan dia.
“kamu sekarang jarang ke ruangku lagi” rengeknya

    Rasya ini sesama dokter di sini, umurnya sekitar 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya suaminya bekerja di lepas pantai sehingga jarang bertemu dan memberikan nafkah bathin padanya. Memang aku sering ke ruangnya dulu…sekedar bercumbu dengan bumbu oral yang bisa membuat dia melayang. Tapi kami tidak pernah sampai melakukan jauh karena dia pun tidak mau, ya akupun tidak memaksa. Tidak semua affairku selalu aku tiduri…yang penting ada penawaran rindu dan bisa memuaskanku walau tidak sampai melakukan senggama.

“Aku sibuk Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil memegang pinggangnya
“tidak ada waktu untuk aku?…sebentar saja…” lalu dia memagut bibirku dan selanjutnya kamupun bercumbu. Satu persatu aku buka kancing blousenya aku temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi dengan lembut. Tapi…sepintas aku ingat Novi lagi dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya pasti sedang mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku ga konsen banyak pekerjaan…”.

“Ya sudah…” ujarnay tersungut sambil mengancing kembali blousnya terus berlalu.

Sore itu aku sedang membantu persalinan, sengaja aku panggil Novi untuk mendampingiku. Wajahnya senang sekali karena jarang mendapat kesempatan untuk mendampingi dokter saat persalinan seperti ini. Tidak mungkin kan semua masuk, ya aku beralasan yang lain tunggu giliran. DIa berusaha menjadi asistenku dengan baik, saat memebrikan gunting aku sengaja pura-pura tidak tahu menyentuh tangannya…tapi langsung dia tarik. Gagal lagi upayaku…tapi aku sudha senang dengan melihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang bersalin “Terima kasih ya kak…jarang ada kesempatan begitu…”. “Kamu mau aku bikin begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. “yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…” sambil tersenyum dan berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…

Sore itu langin mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, aku memacu FORTUNER ku ke luar ruang parkir. Aku melihat Novi berlari keluar sambil menutupi kepalanya dengan tas agar tidak terkena hujan. “kesempatan”…tin..tin..aku klakson dia. “Mau pulang? bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” selalu saja aku cari kesempatan. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” katanya. hujanpun makin deras

“bener lho…ga apa-apa kok aku antar kamu sampe kos”
“Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi fitnah” mhh…gilaa…ini semakin membuatku jatuh cinta sama dia, aku janji dalam hati, kalau saja aku bisa dapatkan dia aku akan putuskan semua affairku, aku benar-benar jatuh cinta pada dia. Tidak berapa lama hujan semakin deras, bahkan aku sulit melihat jalan saking derasnya hujan. Sampai aku tertidur jam 10 malam ini hujan masih juga belum berhenti.

Keesokan harinya, aku harus membantu persalinan lagi dan aku mencari Novi.

“Novi tidak masuk hari ini dok” sahut Rinda teman sekampusnya sambil membedong bayi di ruang bayi
“Dia sakit?aku mau minta tolong bantu persalinan lagi” kataku
“Tidak tau dok…saya tidak dapat kabarnya” sahutnya sambil melihatku dengan sopan.

AKu lihat Rinda manis juga, berjilbab lebar sama dengan Novi, walau tidak secantik Novi, Rinda bisa juga dikatakan high quality. Tingginya paling hanya 155 atau 160 cm, tapi tubuhnya proporsional. Dadanya tidak sampai terlihat betul lekukannya seperti Novi, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia kenakan semakin membuatntya lebih terlihat anggun. Aku pandangi seluruh tubuhnya, berbeda juga dengan Novi, dia tidak sungkan untuk berbicara langsung dan melihatku, walaupun dia juga sama-sama menjaga pergaulan.

“Ya sudah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”
dia tersenyum senang “Terima kasih dok…”

Keesokan harinya aku masih belum menemukan Novi. akhirnya aku di bantu Rinda lagi “Kamu tau nomor telepon atau kos Novi Rin..”

“Tidak dok…kita beda kos…kenapa gitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…suka sama dia ya” sahutnya sambil tersenyum
“tidak…cuma dia itu cekatan dan pintar…makanya saya suka sekali kalau diasisteni dia…lagian juga dia ngga akan mau sama aku ini”
“Iya dok…banyak yang sudha mau khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia mau selesaikan dulu kuliahnya…dia itu baik dan cantik lagi” sambil mengikuti langkahku di ruang persalinan
“Kamu juga cantik…” aku mulai mengeluarkan racunku, kalau ga dapet yang poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang penting aku pengen sekali bisa memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka selalu menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk aku.

Rinda tidak menjawab, hanya tersenyum sambil menunduk.

Hari keempat baru kulihat Novi datang, namun tak seperti biasanya. Biasanya Novi selalu ceria, kali ini tidak. Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berusaha bertanya dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan terkadang Novi tersenyum walau getir.

Saat istirahat ku coba dekati. “Kamu sakit Nov?”
“Nggak kak” lemah sekali bicaranya
“Kenapa kamu murung, ada masalah?”

“ah nggak kok” Novi mencoba tersenyum walau aku lihat tidak bisa menutupi kemurungannya. “Ngga ada masalah cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak” sambil berlalu meninggalkanku.
“Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan jangan ragu minta tolong ke aku ya”
“iya kak, terima kasih”

Esokan hari-nya hari jum’at, aku berencana pulang agak cepat. Maksudku, aku mau tidur dulu sebelum agak malam nanti aku bangun dan pergi clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika aku sedang membereskan buku dan berkas yang aku masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.

“Maaf, apa saya mengganggu kakak…” aku lihat sesosok wanita dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter, jilbab pink dan rok putih. Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya sambil agak menunduk walau dia coba beranikan diri melihat wajahku.
“Ada apa Nov, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas” ujarku santai. “Ada yang bisa saya bantu?”
“Kakak besok ada acara?”

 AKu tersentak, tumben sekali dia bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa? besok aku bebas kok” Aku melupakan janjiku untuk bertemu Dian, passienku yang pernah aku tolong persalinannya. Dia hamil oleh pacarnya, tapi kemudian pacarnya pergi tidak bertanggung jawab. Karena aku yang menolongnya hubungan kamipun dekat, dan tidak perlu dijelaskan detail apa yang kami lakukan, karena bukan inti dari cerita ini, yang pasti kami lakukan dengan aman.

“Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos, apa kakak bisa bantu bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapa?”
“AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu” Novipun menuliskan alamat pada secarik kertas di atas mejaku, aku terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.
“Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan” sambi memberikan kertas kepadaku, sedikit nakal aku pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut sekali dan…tak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia membiarkan tanganku menyentuh tangannya.

Novi pun berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang sangat menarik, “aku harus memilikinya”. Aku segara batalkan semua agenda dan janjiku, aku segera tidur dan tidak sabar menunggu datangnya esok. Saat pertama kali berdua dengan dia.

Esokan harinya aku datang tepat waktu di alamat yang sudah diberikannya. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik rumah ada di depan, sedangkan bagian depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas tempat kos. Aku lihat beberapa orang berkumpul dihalaman depan juga Novi dengan mengenakan jilbab putih, kemej biru dan rok panjang biru donker.

“Kenapa pindah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu suka bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya.
“iya bu…aku mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin laporan”
“Kalau kak Novi ngga ada, kalau diantara kita ada yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang aku tebak masih maha siswa juga menimpali.

Novi tersenyum sambil mengacak-acak rambut teman kosnya itu “kamu boleh kok main ke sana”. “Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan” sambil mengenalkan aku, tanpa sedikitpun mengenalkan aku pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali wajahnya tidak bersahabat.

“Oala aku kira bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum dalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu
“ah ibu bisa aja…” Novi tersipu. Aku berharap itu menjadi nyata, dan tidak hanya menjadi pacarnya tapi aku bisa mengambil semuanya dari dia.

Semua temannya berusaha membantu memasukkan kardus ke dalam fortunerku, tidak lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan.

Kami pun segera pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu dan teman-temannya, wajah pria tua yang aku kira adalah suami dari ibu kos itu masih tetap tidak bersahabat. Mataku coba melirik nakal padanya, tatapannya kosong melihat pemandangan di sekitar jendela. Lekukan dadanya begitu nampak dan close up di hadapanku, napasnya naik turun semakin membusungkan dadanya yang tertutup jilbab putihnya. Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga gampang jatuh, aku lihat bagian tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang jenjang dan penuh. Novi masih menikmati pemandangan sisi jalan dan tidak sadar kalau aku memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia beritahukan sebelumnya.

Di perumahan itu, rumah type 21 yang dia tempati. Luas tanahnya masih sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya berdua. aku pandangi wajahnya, perhatikan tiap lekuk tubuhnya yang membuat penisku tagang.

Sore itu aku mandi di rumah kontrakannya, aku tidak pernah lupa membawa alat mandi di mobilku. begitu juga Novi yang mandi sebelum aku, meninggalkan bau harus menyengat di kamar mandi.

“Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku masakkan” tawarnya
“Baik lah, pasti masakannya enak sekali” timpalku, padahal aku masih ingin berlama-lama dengan dia

Selepas makan malam kami pun bercengkrama. Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu bersama. “Akhirnya selesai juga ya Nov, capek juga ya
” sahutku mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Novi tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak capek ya, mau aku suapin manggana?”

aku kaget dengan tawarannya aku berusaha tenang “boleh”

Dia pun memberikan mangga yang ada ditangannya, dengan nakal aku coba melahap mangga sampai ke jarinya, sehingga bibirku menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sembil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat kamu” aku memancing. Novi hanya tersenyum, “mau lagi?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku. Sengaja tidak aku lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia hanya diam menunggu. Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak menolak. aku tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasnya menentuh wajahku. Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu. sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan. Ini mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali melakukan kissing, wanita yang selama ini berusaha menjaga kehormatannya dan tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini. Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, aku pagut lembut…dia tidak membalas juga tidak menolak. Kembai aku pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir ats dan bawahnya bergantian.

Kali ini dia mulai merespon, dia membalas pagutantu dengan memagut bibirku juga, basah dan indah. Pagutan kami semakin liar, aku pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya dengan posisi jari jempol menempel ke pipinya yang lembut. Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup jilbab. aku semakin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku semakin liar yang aku yakin membangkitkan gairahnya. “mhh…ummm….aummmmm…” bergantian kami mengecupi bibir kami. Kini tangan kiriku melingkari leher hingga kepundak belakangnya, sedangkan tangan kananku menyusup melalui bawah jilbab putihnya yang lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadanya. Tangan kananku menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang snagat indah” tangan kananku pun mulai meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Novi kaget dan mendesah sambil tetap berpagutan dengan bibirku. Sekiatr 2 menit meremas remas dada kirinya, tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi satu hingga meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap terpasang. Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar saj, gundukan itu sangat lembut, ketika kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. tanganku menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan sesekali memilin putingnya yang kecil dan nampak sudah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutny atreus meracau mencoba menikmati setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah dia tidak mau melihat kejadian ini atau dia sedang berusaha benar-benar meresapi rangsangan yang aku buat.

AKu tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan aku pun menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sulit dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, cantik sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke atas, memberikan ruang agar kepalaku bisa masuk kedalamnya. AKu mencium bau harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan aku milihat leher jenjangnya yang putih dan halus, tanpa membiarkan waktu berlalu aku segera mengecupnya lembut dan kecupanku semakin ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh….aaa hhh….” mulutnya tak berhenti meracau. Tangan kananya meraih belakang kepalaku dan menekankan kepalaku agar semakin menempel di lehernya, sedangkan tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah sebelah. Aku tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku pun turun ke dadanya. Tangan kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra.

Setelah aku dapatkan langsung aku lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap payudara indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Novi, sehingga terpampang dua gunung kembar yang sangat mengagumkan. Benar saja 36C. Aku mulai mencium payudara kanan novi, aku lakukan masih di dalam jilbabnya, dan akupun tidak melepas semua kancing kemejanya, sehingga tidak semua bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu membuat sensasi percintaan semakin terasa, tangan kananku sibuk meremas payudar akananya yang saat ini sudha tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..mhhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Novi tidak kuat menahan rangsangan ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya semakin kuat membekap wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, setelah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih. Tangan kananku menyusuri paha kirinya dan membuat roknya terangkat sebatas perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku sekarang sudah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh …”, nafas Novi semakin tersengal-sengal, aku tidak lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang sangat lembut. Penisku semakin tegang.

Lalu aku tarik wajahku dari dadanya, aku duduk di samping tubuhnya yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahnya yang putih, nafasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian kiri sudah terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha putih jenjang nan indah, namun betisnya tertutup kaos kaki yang cukup panjang. Tangan kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke dalam lehernya, aku pun memagutnya lagi dan dia faham apa yang aku maksud. Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya, birbir kami tak henti berpagutan. Lalu aku rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Kini aku berada di kedua kakinya, aku coba tarik roknya sampai sebatas perut dan aku kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di bagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” aku tau dia merasa geli dan terangsang hebat, sambil kedua tanganku mencoba menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun tidak menggambarkan penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya ketika tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga mudah melewati bagian pantan dan tidak berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink yang sangat indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya pun sangat wangi.

Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku ingin Novi membiasakan suasananya dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat kakinya ke atas. lalu pada sat yang tepat aku mulai turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, aku mencoba menjilati bagian luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu mulai lembab dan basah. Lalu aku renggangkan lebih luas lagi kakinya, dan aku sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, aku temukan lubang ke wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau lecet. AKu tidak mempedulukan, karena aku melihat cairan bening meleleh dari dalam lubang kewanitaan Novi, lalu aku jilati dan lidahku pun nakal mencoba masuk ke dalam lubang kewnitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupanku pindah ke atas menemukan benjolan kecil tepat di bawah garis vagina atas, aku gigit-gigit kecil, aku cium aku sedot, tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh…ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan dan kekiri, kedua tangannya semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut. ciumanku semakin kuat dan ganas, cairan kewanitaan semakin deras keluar dari lubang kewanitaan Novi. secara bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris, dan tangan kananku pun tidak tinggal dia. Jika lidahku sedang merangsang klitoris maka jari tangan kananku berusaha meransang pubang vagina, juga ketika lidahku bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Novi. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhhh…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya sekarang meremas-remas rambutku dan menekan kepalaku agar lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginanya.

sekitar 15 menit aku mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan kemudian mendorongku. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasnya tersengal-sengal tapi sekarang dia berana membuka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu bibirku, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi kami beradu, lidah kami saliang bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu sangat kaget ketika tangannya menarik kaosku ke atas, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai di situ, dia mulai membuka ikat pinggang celanaku, saat bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku.

Penisku yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini tangan kananya menggengam penisku, aku pun berdiri dan kini wajah ayunya berada di depan penisku hanya beberapa senti saja. ku lihat dia menelan ludah, apa mungkin dia kaget dengan ukuran ini atau mungkin dia masih ragu melakukan ini. Aku pegang kepalanya yang masih menggunakan jilbab putih yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup ketika ujung penisku menempel pada bibirnya, mungkin dia masih bingung apa yang dilakukannya. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lalu dia buka bibirnya sedikit dan mencium ujung penisku, kaku, tapi menimbulkan sensasi yang dahsyat, selain karena bibirnya yang lembut, hangat dan basah menyentuh ujung penisku, melihat seorang wanita yang masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya itu hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berkali-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya semakin masuk. AKu lihat dia masih kaku dan belum lihat melakukan itu, tapi bagiku sensasi luar biasa. “mhhh…aauuuummm…uummhh”

akhirnya mulutnya berani memasukkan penisku, walau tidak sampai masuk semua, karena penisku terlalu panjang dan itu akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Vi…keluar masukin…” Novipun mengikuti perintahku dia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh..uhmm hh..cuuupp..muuh” Novi terus melakukan aktifitasnya. hanya 5 menit lalu dia berhenti, “Kak…Novi ngga tahan…” diapun menarik tubuhku dan aku kini sama-sama duduk berhadapan. Aku tahun, dia dalam kondisi puncak, dia tidak dapat lagi menahan libidonya, akupun merebahkannya dan menindihnya. AKu regangkan kedua kakinya. Novi tampak pasrah dia memandangiku dan memperhatikan penisku yang tepat dihadapan vaginanya. Aku lupa sesuatu, segera ku raih celanaku yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu di dompet. Ya, aku selalus edia kondom di dompet setelah ku buka dan akan kupasangkan, Novi menampik tanganku “ngga usah pake itu kak…aku ingin jadi milik kakak seutuhnya” aku tersentak dengan ucapannya “Kamu yakin Nov?” Novi mengangguk.

Kini kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Tahan ya Vi…agak sakit…” Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Novi, hingga Novi merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Novi yang memang sudah sangat basah itu.

Agen Poker

Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Novi. “Tahan kaak…sakii..t” dia merintih sambi menggigit bibir bawahnya. Aku pun menghentikan kegiatanku sementara, sambil menunggu aku maju mundurkan kepalpenisku ke bibir kemaluannya supaya bibir kemaluannya mulai menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahnya, nafasnya tersengal. Sedikit demi sedikit aku masukkan kembali, pelan tapi pasti. Setiap penisku masuk novi melengguh menahan sakit. Vaginanya masih sempit tapi tanpa halangan penisku mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Novi. Dengan tak kuasa menahan diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut Novi terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Novi mencengkeram dengan kuat pinggangku.

Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Novi berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Novi mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub. Novi berusaha bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.

Novi sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam vagina Novi, maka klitoris Novi terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Novi menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur, Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung menahan nikmat, kemudia aku sibak jilbabnya dan terlihat dua payudara indahnya yang masih sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudha tersingkap ke atas menambah sensualitas pemandangan saat itu. Aku tarik punggungnya sehingga maskin melengkung ke atas, aku pun terus bermain-main pada bagian dada Novi dan Mencium dan kanag menggigit kedua payudara Novi secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.

Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Semakin erat mendekap kepalaku agar semakin rekat dengan payudaranya, aku tahu pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan klimaks yang mungkin sebentar lagi dia rasakan. Kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Novi terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap terjepit di dalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan indahnya orgasme.

Selama proses orgasme yang dialami Novi ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Novi dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Novi, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila melihat Novi yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnku.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh Novi yang telah lemas itu hingga sekarang Novi setengah berdiri tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku. Aku ingin melakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Novi yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat kemeja bagian bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Novi dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Novi dari belakang.

Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Novi, novi melengguh agak kencang..”aahhgg….” ketika penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya lagi. Kedua tanganku memegang pinggul Novi dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Novi tidak terletak pada dipan lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada kasur. Kedua kaki Novi dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Novi ke arahku, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….!”, penisku tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada pantat Novi yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Novi yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh, tanda nikmat tiada tara yang dia rasakan.

Tubuhny amaju mundur terdorong desakan penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak pernah dilihat siapapun. Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..aduuhh…k ak….” semakin kencang teriakannya semakin menunjukkan kalau dia akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Novi meracau semakin tidak karuan. dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” dia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, aku lihat cairan bening semakin banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai ketika aku lepaskan. Navasnya tersengal, pakaian dan jilbabnya kusut tak karuan. Keringat membuat pakaian dia yang tidak dilepas sama-sakeli menjadi basah. Namun dia memang wanita yang pandai merawat tubuhnya, bahkan keringatnya pun harus sekali baunya.

Setelah aku biarkan dia istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. Kemudian Aku merubah posisi permainan, dengan duduk di sisi tempat tidur dan Novi kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan Novi yang tampak pasrah dengan perlakuanku, Lalu aku mendorong sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Novi, sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Novi dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam kemaluan Novi. Tangan kananku memeluk punggung Novi dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Novi melekat pada badanku. Kepala Novi tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku bisa melumat bibir Novi yang agak basah terbuka itu.

Dengan sisa tenaganya Novi mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Karena stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Novis emakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggul Novi agar terus bergooyang. Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, novi mulai bangkit lagi libidonya, dengan tenaga sisa dia mulai membantu tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku tahu dia akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala novi menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak berselang kemudian, Novi merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Novi tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Novi tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Novi memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.

Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Novi di atas meja dengan pantat Novi terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi diantara kedua paha Novi yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun penisku ke dalam lubang vagina Novi yang telah siap di depannya. Aku mendorong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Novi yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan aku lakukan.

Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Novi benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku. Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Novi. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh krucil.netan air maninya ke dalam vagina Novi. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Novi yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu krucil.netan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya.

Aku melihatnya lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan bentuknya lagi. aku melihatnya menunduk sedih sambil menangis. AKu faham, gadis seperti dia tidak mungkin mudah untuk melakukan hal ini, tapi kali ini aku benar-benar membuatnya tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. “Kak…” dia membuka perakapan ditengah hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia.
    “Kakak mau tanggung jawab kan?”

“Kakak mau menikahi Novi kan?” parau suaranya terdengar
Aku tersentak aku tak menyangka kalau dia langsungmengatakan itu. Tapi aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya yang sudah menyerahkan semuanya kepadaku. Aku pun ingin memilikinya dan mengakhiri semua kebiasan burukku. AKu berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah denganku, kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.

“i..iya..Nov…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikahi kamu” sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir.



VIDEO PORNO SISWI ANAK SMA 1 SAMARINDA


Nonton Film Bokep VIDEO PORNO SISWI ANAK SMA 1 SAMARINDA

Nikita Mirzani Pamer-pamer Foto Hot Nya

Nikita Mirzani Pamer-pamer Foto Hot Nya
Nikita Mirzani Pamer-pamer Foto Hot Nya

Video Hot lainnya Klik Di Sini

Cerita Sex Ngentot Bidadari Pom Bensin

Cerita Sex Ngentot Bidadari Pom Bensin
Cerita Sex Ngentot Bidadari Pom Bensin
menyuguhkan Cerita Sex Seorang Mahasiswa yang ML dengan SPG pom bensin yang sedang mempromokan produk pertamina di spbu di Jakarta. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Panggil saja namaku Rezha, ini nama samaran di cerita,hhe. Statusku sekarang adalah sebagai mahasiswa di salah satu kampus yang letaknya di daerah Jakarta utara. Disini aku akan menceritakan cerita sex pribadiku yang pastinya bakal bikin para pembaca ngecrottt, hhe. Jadi begini awal mulanya, pada suatu ketika suatu hari aku baru pulang dari event yang diadakan oleh pertamina, kalau nggak salah 1 tahun yang lalu, pokoknya pas pertamina lagi promo gitu deh.
Pada waktu itu kebetulan sekali aku para spg yang disewa oleh pihak pertamina yang pastinya cantik dan sexy abis pada mangkal tuh di pom kuningan. Maka dari itu aku-pun sering sekali membeli bensin di pom daerah kuningan. Nah pada saat itu akupun membeli bensin yang Spgnya cantik dan asik tentunya.
Pada akhirnya pilihanku-pun jatuh kepada SPG yang warna kulitnya putih mulus, gak terlalu tinggi badanya standart, dan rambutnya terkuncir seperti ekor ayam gitulah, hhe. Oh iya saat itu aku membawa mobil, ketika aku sedang mebgisi bensin spg itu menyapa aku,
“ Mas, noleh mengganggu waktunya sebentar, kalau boleh saya mau ganggu sebentar ? , ” sapanya.
“ Apa Mbak, mau ganggu sebentar, hemmm… lama juga boleh kog Mbak,hhe… , ” ucapku.
Mendengar jawabanku itu Spg itu-pun tersenyum manis sekali, bener-bener aduhai banget senyumanya para pembaca,lalu,
“ Hehe, mas bisa aja deh, Oh iya ngomong-ngomong Mas namanya siapa ? , ” ucapnya.
“ Oh nama aku Rezha Mbak, nama mbak sendiri siapa ? , ” tanyaku balik.
“ Oh namaku Rikha Mas, saya boleh minta nomer handphone Mas nggak ?, , ” katanya.
Saat itu aku dimintai nomer handphone karena memang seperti biasa kalau promo selalu dimintai biodata kita, entah itu promo rokok, atau produk lainya, lalu,
“ Boleh dong, masak iya nggk boleh dimintain nomer handphone sama Mbak yang cantik ini, hhe, tapi nanti Mbak harustelfon saya ya nanti, hhe… ?, , ” ucapku menggoda.
Pada saat itu Mbak Spg hanya tersenyum saja,
“ Kog Cuma senyum sih Mbak, yaudah deh ini aku kasih nomer handphone aku, tapi ntar jangan lupa telefon aku Mbak yah, , ” ucapku lalu memberikan nomer handphoneku kepada Spg itu.
“ Hhe, makasih ya Mas, , ” ucapnya singkat kemudian berlalu begitu saja.
Biar nggak bertele-tele ceritanya, singkat cerita kini aku-pun telah sampai dirumah. Sesampainya dirumah akupun langsung menuju dikamar dan menononton Tv di kamarku. Ketika aku sedang santai dan menikmati acara TV tidak kusangka ada telefon dari nomer yang tidak terdaftar di montak Hp-ku , karena penasaran aku-pun mengangkat telefon itu, dan ternyata itu adalah telefon dari seorang wanita,
“ Siang Mas, ini benerkan nomer mas Rezha?, , ” ucapnya.
“ Iya bener, ngomong-ngomong ini siapa yah, sori soalnya nomernya nggak ada dicontact hanphone saya, , ” tanyaku.
“ Hemm… yaiyalah Mas pasti nggak tau nomer aku, akuaja baru tau nomer Mas tadi, , ” ucapnya.
“ Wah… emangnya ini siapa sih ?, , ” tanyaku peasaran.
“ Masak lupa sih, ini aku ini aku Rikha Yang tadi di pom bensin, , ” ucapnya.
Wow, pucuk dicinta ulam-pun tiba, hha… emang kalau rejeki nggak kemana, lalu,
“ Oh… Rikha, yaya aku inget, sori ya aku agak lupa soalnya aku baru nyampe rumah banget nih, , ” kataku.
“ Iya nggak papa kok Zha,namanya juga baru kenal, wajar kalau lupa,hhe…, , ” ucapnya.
“ Hhe, oh iya ngomong-ngomong kamu lagi dimana Rikha ??? ,, ” tanyaku basa-basi.
“ Aku lagi dikosan aj nih, aku juga barusan pulang kok sama kayak kamu, hhe…, , ” ucapnya.
Pada saat itu kami-pun mengobrol banyak di telefon, dalam obrolan kami dia-pun banyak cerita tentang kehidupanya dan memberitahukan dimana dia tinggal. Dari obrolan kami itu pada akhirnya akupun tahu kalau dia adalaha anka kos yang ngekos di daerah tebet dan statusnya adalah sebagai mahasiswa dikampus daerah taman puring.
Setelah1 jam kami ngobrol, pada sebelum mengakhiri obrolan kami janjian untuk ketemuan tapi belum deal kapan dan dimana kami akan ketemuan. 1 hari kemudian tepatnya pada pukul 1 siang Rikha-pun menelefon aku, pada saat itu kebetulan aku sedang di kampus,
“ Kamu lagi dimana nih Zha ?, , ” tanyanya.
“ Oh ni aku lagi dikampus Kha, kamu sendiri dimana?, , ” tanyaku balik.
“ Aku lagi prepare buwat berangkat kerja nih Zha, biasa sampingan jaga shift di Pom kemarin , , ” jawabnya.
“ Oh gitu ya, emang kamu kerjanya sampai jam berapa Kha?, , ” tanyaku.
“ Sampe jam 9 malem doang kok, , ” ucapnya.
“ Ntar ntar jam 9 aku jemput ya Kha, mau nggak , pokoknya aku jam 9 udah sampai sana, ” ucapku.
“ Boleh juga tuh Zha, oke deh aku tunggu nanti, see you Rezha, ” jawabnya.
Lumayan nih ada temen maen, hhe… hari ini aku langsung ke mobil, ngambil stok ganja (andalan aku banget ini kalau lagi mau minta jatah ama selir), terus langsung sibuk ngelinting buat persiapan nanti. Pada akhirnya jam 8 malam aku-pun cabut dari kampus dan sampe spbu jam 9.
Pada saat itu Rikha terlihat sudah siap buwat aku angkut tuh, setelaha ku mengahmpirinya dengan mpobilku dia langsung saja dia masuk mobil aku,
“ Hey Zha apa kabar ?, ” sapanya.
“ Baik, nggak nyangka yah kamu beneran nelpon aku kemaren, ” kataku.
“ Abis kamu lucu sih. aku suka aja, ” ucapnya.
Hahaha, kena nih cewek, seketika itu Rezha junior aja tegang dan langsung manggut-manggut kesenengan gitu, hha… lalu,
“ Yauda ni kita mau kemana ni ?, ” tanyaku.
“ Ke kosan aku aja deh Zha, aku uda cape banget soalnya, ” ucapnya.
Wah mantap nih ucap dalam hatiku,
“ Ok deh, yauda tunjukin jalannya yah, oh iya nih biar ilang rasa capeknya, ” kataku sembari ngasih lintingan bag’s (ganja) ke Rikha.
“ Wah, mantep nih Zha pas banget, aku demen banget nih ma ginian, masih ada lagi nggak ?, ” ucapnya girang.
“ tenang aja, masih ada ada banyak kok, ntar aku bikinin lagi di kosan ya, ” ucapku.
Pada saat itu Rikha nggak jawab, karena udah sibuk sendiri sama bag’s. Setelah beberapa waktu dalam perjalanan pada akhirnya kamipun akan sampai dikosan Rikha. Lalu Rikha-pun menunjukan kosanya,
“ Zha belok kanan ya, nah itu kosan aku yang sebelah kanan pagernya warna kuning, ” ucapnya.
Sesampainya didepan kosnya, pada saat itu kami-pun turun dan masuk ke kosannya. Ternyata kosannya campur gitu ( cowok/cowek). Aku-pun kemudian dibawa langsung masuk ke kamarnya Rikha. Kamarnya enak, kasurnya dibawah, ac nya dingin jadi ntar kalau Ml nggak keringetan nih kayaknya, wkwkwk. Kemudian kamipun ngobrol diatas kasur,
“ Oh iya Zha, aku ini juga mahasiswi hlo Zha di kampus A, ” ucapnya.
“ Oh, masi kuliah ?, ” tanyaku.
“ Iya ni lagi ada kerjaan jadi SPG aja dari agency aku, ”
“ Oh iya Zha, bikin lagi dong bags-nya ( ganja ), ” kata Rikha minta ganja.
“ Oke deh, yauda aku bikin dulu ya bag’s-nya, ” ucapku lalu bergegas melinting daun kenikmatan.
Saat itu ketika aku lagi asik-asiknya ngelinting, tiba-tiba dia berdiri,
“ Aku ganti baju dulu ya Zha, ” kata Rikha.
Aku kira dia mau keluar ganti di kamar mandi, eh taunya dia langsung copot kaos didalem kamar. Emang si ngebelakangin aku, tapi kurang ajar juga, nantangin gitu, Mantap juga nih. Bener-bener ni bocah nekat banget. Tanpa banyak kata aku langsung hampiri dia, aku peluk pinggangnya dari belakang sembari aku cium lehernya dari belakang,
“ Eummmm… Sssss.. Aghhhh…. ” desah Rikha tanpa perlawanan, hanya menikmati ciumanku di lehernya.
“ nantangin sih kamu Kha, masak iya ganti baju di depanku, ” kataku sambil terus nyiumin lehernya.
Kemudian akun meneruskan aksiku dan tanganku yang udah naik ke dadanya yang saatb itu hanya memakai Bra, karena kaosnya uda dilepas sama dia,
“ Haha, emang aku sengaja, weeekkk… kan biar kamu tergoda, ” ucapnya sambil menunjukan wajah genitnya.
Wah… liat mukanya yang nakal langsung naik drastis titit aku. titit aku jadi naik kena ke pantatnya,
“ hahaha kok uda kenceng banget ?, ” kata Rikha sambil muter tubuh-nya dan meluk aku dari depan.
“ hhe, ini tandanya aku udah Horny sayang, ” ucapku.
Sumpah, pada saat itu aku udah horny banget. Saat Rikha hanya mencium bibirku dan berkata,
“ Bag’s dulu yuk Zha, uda lama banget aku nggak ngebag’s, ” ucapnya.
Pada saat itu terhentilah sementara percumbuan kami, dan kami-pun menuju ke kasur dan ngobrol lagi sambil ngebag’s. Enak banget coy, ngebag’s tapi di depannya ada cewek yang telanjang setengah badan. Ketika lagi asik ngebag’s, tiba-tiba aja dia iseng membuka Bra-nya, Wow.. nice banget toket-nya, nggak terlalu kenceng dan ga terlalu turun cocok lah sama selera aku, lalu,
“ kamu ngeliatin apa Zha ?, ” ucapnya.
“ Nggak kok, aku Cuma lagi ngerencanain gerakan-gerakan pas nanti aku ngisep toket kamu,hha…, ” ucapku,
“ Hahaha Gila kamu Zha…, ” kata Rikha.
“ Buka celananya dong, ga afdol kalau atasnya doang, ” kataku sambil nyengir.
Rikha langsung berdiri dan ngebelakangin aku. ngelepas celana jeansnya dengan sensual sangat! pelan-pelan buka jeansnya, sambil mukanya ngeliat aku dengan muka menggoda. Beuh… mana pake g-string lagi, gila baru kali itu aku ngebag’s sambil di kasi private striptease, mantap nggak tuh. Setelah jeansnya lepas, Rikha duduk dan ngangkang.
Sekarang dia ngelepas g-stringnya di depan mata aku dan di depan Rezha Junior. So wow… memek-nya ga ada bulu sama sekali, udah gitu memek-nya tembem menantang coy. Rikha yang uda telanjang merangkak mendekati aku dan berbisik,
“ Aku pengen di enakin samau kamu Zha please !!!, ” ucapnya penuh birahi.
Shit man… Rezha Junior langsung berdiri tegak menantang. Tanpa banyak kata aku lepas kaos aku sambil celana aku dipelorotin sama dia, untung aku cuma pake celana pendek,
“ Aku mau isep kontol kamu yaaaa…, ” ucapnya.
Pada saat itu Penis-kupun langsung disepong dengan cara yang sensual, dijilat dari pangkal batang sampe ujung kepala kontolku,
“ Eummhh… enak Kha, emut terus sayang, Aghhhh…, ” desahku.
Pada saat itu kontol aku langsung ditelen abis sama mulutnya, dan lanjut dikocokin sama mulutnya sambil tangannya meraba-raba buah zakarku,
“ Oughh… Sssshhhh…. Teruss sayang, ” ucap nikmatku.
Saat itu aku pun hanya terlentang sambil menikmati nimkatnya kuluman Rikha. Lidahnya ngejilatin semua batang kontol aku dan diakhiri dengan jilatan di ujung kepala. Setelah puas dengan kuluman Rikha, aku-pun mulai mengangkat tubuh-nya dan dia langsung ngambil posisi duduk diatas paha aku, lagi-lagi aku cuma pasrah dan membiarkan Rikha beraksi.
Mulailah kini kontol-ku dipegang dan digesek-gesekkan ke memek-nya yang sudah becek itu, kemudian dengan perlahan Rikha mulai memasukan kontolku kedalam memeknya,
“ Oughhhhhh… Ssssssshhh….,” desahnya.
Saat kontolku mulai masuk kedalam memek-nya, aku melihat mata Rikha berkaca-kaca menahan sakit. Walaaupun Rikha sudah tidak perawan lagi namun memek-nya masih sempit, kontol-ku saat itu terasa seperti terjepit namun nikmat. Setelah kontol aku di dalem memek-nya, dia mulai terbiasa dan mulai mengoyankan tubuh-nya naik turun,
“ Oughhh… Sssshhh… enak kontol kamu Zha, Aghhh…, ” desah nikmatmya mulai terdengar.
Yang ini belum seberapa, Rikha belom tau kalau aku punya jurus lidah setan kober,hha. Sambil Rikha masih goyang naik turun, aku jilatin puting kanan sambil aku mainin yang kiri, aku plintir dan aku isep putting-nya sampe dia berkata,
“ Oughhh…. Geli ZhA.. Ssssss… Aghhhhh…, ” desahnya.
Lalu tidak lama kemudian dia,
“ Aghhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Aghhhhhhhh…. , ” desahnya.
Setelah dia ngomong gitu, kontol aku serasa dipencet sama memek-nya dan kepala kontol aku serasa tersiram air hangat didalam memek Rikha. Enak banget kontol aku dipress sama memek-nya. Setelah mendapat klimaknya Rikha-pun roboh di atas tubuhku. Karean aku taaku kasi Rikha napas bentar.
begitu aku rasa napasnya uda teratur, aku posisiin dia ke doggy style.
Raut muka Rikha ngeliat ke belakang sambil tangannya yang ngelebarin memek-nya mempersilakan adek aku masuk langsung aku masukin kontol aku sampe mentok, untung aja memek-nya masi becek dan pantatnya Rikha yang ga terlalu besar. jadi kontol aku bisa masuk sampe dalem banget.
waktu kontol aku mentok, mulut Rikha kebuka lebar nikmatin kontol aku.
Mukanya meringis sakit bercampur nikmat,
“ Oughhhh… panjang banget kontol sayang, masukin lagi kontol kamu lagi sayang yah !!!, ” pintanya.
Tanpa banyak kata aku langsung aku tancap aja dengan rpm tinggi. aku goyang sambil aku pegangin pantatnya yang kecil tapi padet. Rikha ga kalah seksinya pasang gaya, sambil nungging, dia mainin klitoris-nya,
“Ughhh… Ssssss… Aghhh… Enak Zha, teruss sayang… Aghhh, ” desahnya.
Desahnya Rikha semakin membuat birahiku semakin membara, karena aku sudah tidak tahan dengan desahannya, aku-pun menggenjot terus memek-nya sambil aku cium leher belakangnya dan tangan aku yang meremas payudara-nya,
“ Oughhh.. enak banget Zha, genjot terus memek aku Zha, Aghhhhhh… ” desahnya makin menggila.
Karena aku rasa aku uda mau keluar, aku buru-buru ganti gaya ke gaya man on top, aku lepas kontol aku dan aku balik tubuh-nya dia. mungkin Rikha lagi tinggi banget ya, dia langsung ngangkang dan narik kontol aku buat langsung masuk memek-nya,
“ Cepet masukin lagi sayang, Oughhhh… Ssssshhh…, ” pintanya.
Aku goyang lagi kontol aku maju mundur sambil kita ciuman dengan liar, tidak lama kemudian aku merasa kalau aku uda mau. Begitu aku mau narik kontol aku, Rikha melingkarkan kakinya di pantat aku buat nahan kontol aku agar tetep di memek-nya,
“ keluarin di dalem aja Sayang, biar kamunya enak, Oughhh… ” pintanya.
Dengan full speed aku goyang lagi kontol-ku asal-asalan biar cepet keluar, dan tidak lama kemudian,
“ Aku mau keluar sayang …. Aghhhhhhh, ” ucapku penuh kenikmatan.
“ Keluarin di dalem sayangg…, ” teriak Rikha.
“ Croooottttt… Crottt… Crottt… Crottt…”
Akhirnya air manikupun keluar dengan derasnya membanjiri memek Rikha. Setelah puas menyemburkan air mani-ku didalam memek Rikha, aku-pun melepas kontolku dan kemudian akupun tiduran di sampingnya. Gila, capek banget, mungkin aja gara-gara ML-nya sambil ngebag’s kali ya,hha.
Pada saat itu karena kami lelah, kami berdua-pun ketiduran dengan posisi masih telanjang bulat sembari berpelukan.
Setelah beberapa saat aku tertidur aku-pun terbangun sekitar jam 3 dini hari, dan aku bergegas memakai pakaianku kembali. Setelah itu aku membangunkan Rikha untuk berpamitan pulang karena jam 7 pagi aku harus kuliah,
“ Say, aku aku cabut dulu yah, aku nggak soalnya nanti aku ada ujian jam 7 pagi, ” ucapku.
“ Iya Rezha sayang, yaudah ati-ati yah, besok-besok kabarin lagi yah ?, ”
“ iya sayang bey… emuaachhh…., ” ucapku sembari mencium keningya.
Setelah kejadian itu aku-pun tidak pernah bertemu Rikha lagi, soalnya aku udah kebanyakan stok selir-se;ir nakal, hhe. So, Rikha jadi nggak keurus deh karena kalah saing sama selir-selir nakalku yang lain. Selesai.

Chat Sex klik di sini

Butuh Sex? di Sini Tempat nya !!!!


Klik gambar untuk menonton video 18+

Cerita Hot Memuaskan Birahi Polwan Cantik

Cerita Hot Memuaskan Birahi Polwan Cantik
Cerita Hot Memuaskan Birahi Polwan Cantik
 Tapi ѕуukurlаh hаnуа memar biasa. Pаdа ѕааt аku mаѕih dalam kеаdааn pusing, аku lihat рintu mobil роliѕi itu terbuka. Tарi anehnya, аku ѕереrtinуа kоk mеlihаt kаki ѕеоrаng wanita. Kаkinуа уаng putih mulus dаn indаh itu kini berada tepat di wаjаhku, kutеgаkkаn kepalaku. Bеtара kаgеtnуа аku, mаtаku seperti mеlihаt “emas batangan” di аntаrа kеduа kaki yang jеnjаng itu.
Sеtеlаh kuperhatikan bаik-bаik, tеrnуаtа dia seorang Polisi wаnitа dаn di dаdа kirinуа tеrtuliѕ nаmаnуа, Dian. Diа ѕаngаt cantik dan оhh.., bоdу-nуа sungguh proporsiaonal. Aku jаdi bengong, dаn,
“Plаааkkk..!” ѕеbuаh tаmраrаn mеndаrаt di рiрiku.
“Hеi, apa уаng Kamu lihat..?

BANDARQ - Aуо ѕеkаrаng ѕеrаhkаn SIM dan STNK сереt..!” bentaknya.
Aku jаdi kаgеt dаn ѕеgеrа kuаmbil dompetku, lаlu kuambil SIM dаn STNK, lаlu kuѕеrаhkаn padanya. Sementara diа melihat ѕurаtku, аku раndаngi lаgi diа ohh.., betapa саntik роliѕi сеwеk ini. Aku dugа umurnуа раling mаѕih sekitar 27 tаhun, ѕеumur dеngаnku.
Samar-samar di dаlаm mobil аdа сеwеk satu lagi, dia seumur dengannya. Kаkinуа рutih tеtарi tidаk ѕеmuluѕ polwan yang tаdi. Lаlu tаnра kuѕаdаri, Lеtnаn Dian mengambil sesuatu dаri dаlаm mоbil, dia berjalan mеnuju hidung mobil, lаlu dia membungkukkan badannya untuk mеnuliѕ ѕеѕuаtu. Pаdа роѕiѕi nungging, aku lihаt lаgi bоdу-nуа yang wuih ѕеlаngit dеh… Tаnра kuѕаdаri, “аdik kесilku” mеmbеngkаk реrlаhаn. Setelah itu diа tеgаkkаn bаdаnnуа, tеruѕ berkata,
“Eее.. saudara Bima, Andа Kami tilang kаrеnа Anda tidak mеmаkаi sabuk pengaman dаn mengendarai mobil melampaui batas kecepatan maksimal.
Sidаng akan dilаkѕаnаkаn besok luѕа. Jangan luра Andа hаruѕ hаdir di реrѕidаngаn bеѕоk. Okе..?”
“Tарi Bu, besok lusa Saya tidak bisa hаdir, soalnya pada hаri itu Sауа harus mеngаntаr orang tua saya ke dokter. Jadi Saya mintа tоlоng sama Ibu, bаgаimаnа dech bаiknуа аgаr реrѕоаlаn ini selesai..?”
Lаlu diа bilаng,
“apakah kamu punya uang..?”
“Aduh, mааf sekali Bu, Sауа ѕаmа ѕеkаli tidаk membawa uang.” jawabku.
“Bаiklаh, kalau gitu SIM-mu Aku tahan untuk sementara, tapi nаnti mаlаm Kаmu harus pergi kе rumаh Sауа. Dаn ingаt..! Kаmu hаruѕ datang ѕеndiri. Okе..?
Ini аlаmаtku. Jаngаn lupa lhо, Aku tunggu jam 20:00.” Diа реrgi ѕаmbil mengerdipkan mаtаnуа kераdаku.
Aku kаgеt, tеtарi hарру bаngеt, роkоknуа senang dесh. Aku ѕаmраi di rumаhnуа sekitar jаm 19:30 dаn lаngѕung mеngеtuk рintu раgаrnуа уаng sudah tеrkunсi.
Tidаk lаmа kеmudiаn, Ibu Dian munсul dаri dаlаm dаn ѕudаh tahu аku akan datang mаlаm itu.
“Aуо Bim.., mаѕuk. Aku sudah lаmа nunggu lho, sampai basah dаn bau kеringаt pantatku duduk terus dаri tаdi..” sapanya.
“Akkhh.. Ibu biѕа saja…” jаwаbku. “Sоrrу.., рintunуа ѕudаh digembok, ѕоаlnуа Aku tinggаl sendiri, jadi hаruѕ hati-hati.” ѕаmbutnуа.
“Oh.., jаdi Ibu bеlum menikah tоо..? Sауаng lhо..! Wаnitа ѕесаntik Ibu ini belum mеnikаh..” kataku merayu.
“Aааа.. Kamu merayu ya..?” tаnуаnуа.
“Enggak kok Bu, Sауа berkata bеgitu karena mеmаng kenyataannya begitu. Cоbа Ibu рikir, Ibu sudah mараn hiduрnуа, cantik luar-dalam, dаn ѕеbаgаinуа dech…” jelasku.
“Ehhkk.. Aku cantik luаr-dаlаm, ара mаkѕud Kаmu, Aku саntik luar-dalam..?” tаnуаnуа lagi.
“Wаduh.., gimаnа уа, malu Aku jаdinуа..?” jawabku.
“Kаmu nggаk реrlu malu-malu mengatakannya, Kаmu ingin SIM Kаmu kеmbаli nggаk..?” аnсаmnуа.
”Eее.. ѕеkаrаng gini aja, Kаmu udah punya расаr khаn..? Sekarang Saya tаnуа, kеnара Kamu mеmilih diа jаdi pacar Kamu..?” tаnуаnуа lаgi.
“Eее.. jujur аjа Bu, diа itu orangnya cantik, bаik, ѕеtiа dаn сintа sama Saya..”
“Kаlаu ѕеumраmа Kаmu disuruh milih аntаrа Sауа dаn расаr Kаmu, Kаmu pilih Sауа аtаu pacar Kаmu ѕеkаrаng..?
Bаndingkаn aja dаri ѕеgi fiѕik, Okе.. Sауа atau Diа..?” tаnуаnуа mеmоjоkkаnku.
“Eеее… Anu.. аnu… еее..,” аku dibuаt bingung tidаk kаruаn.
“Aуо.. jаwаb aja..! Kаlаu Kamu tidak jаwаb, SIM Kаmu tidаk kukembalikan lhо..!” аnсаmnуа lagi.
“Wаduhhh.., gimаnа уа..? Ehmmm.., bаiklаh, Sауа аkаn jawab ѕеjujurnуа. Sауа tеtар akan mеmilih расаr Saya ѕеkаrаng.” jawabku.
“Wоw.., kаlаu begitu diа lеbih саntik dаn ѕеmоk dоng dari Sауа..?” jаwаbnуа lirih.
“Eeee.. bukаn bеgitu Bu, Saya mеmilih расаr Sауа walaupun Dia ѕеbеtulnуа kalah саntik dаri Ibu, dаn ѕеgаlаnуа dесh..!” jаwаbku.
“Akhh… yang bеnаr, jаdi Aku lеbih саntik dаn semok dаri Diа..?” tаnуаnуа lаgi.
“Jujur saja.., уа.. уа.. ya..” jаwаbku mantap.
“Ohhh.., Aku jаdi tеrѕаnjung dаn terpikat dengan jаwаbаnmu tаdi..,” katanya girаng,
“Wah.. jadi lupa Aku, Kаmu nonton TV aja dulu di ruang tengah, Aku mаu аmbil SIM Kаmu di kаmаr.., Okе..?” pintanya.
Lalu аku menuju kе ruаng tengah, kuрutаr TV. Sесаrа tidаk ѕеngаjа, аku mеlihаt tumрukаn VCD. Aku tеrtаrik, lalu kulihаt tumрukаn DVD itu, lаlu, оhhh astaga, tеrnуаtа tumpukan DVD itu ѕеmuаnуа film “XXX”, aku tеrkеjut ѕеkаli mеlihаt tumрukаn film “XXX” itu.
Sеbеlum аku mеlihаt ѕаtu-реrѕаtu, terdengar bunуi рintu dibuka. Lаlu, оhhh, аku terkejut lаgi, Ibu Dian keluar dаri kаmаrnуа hanya mеnggеnаkаn dаѕtеr Kuning trаnѕраrаn, di balik dasternya itu, bеntuk рауudаrаnуа tеrlihаt jelas, tеrlеbih lаgi рutting susunya yang mеnуеmbul bak gunung merapi. Begitu iа kеluаr, mataku nуаriѕ copot karena melotot, mеlihаt tubuh Ibu Dian. Dia mеmbiаrkаn rаmbut panjangnya tergerai bеbаѕ.
“Kеnара..? Aуо duduk dulu..! Ini SIM Kаmu.. Aku kеmbаlikаn..” katanya.
Wajahku mеrаh kаrеnа mаlu, kаrеnа Ibu Liliѕ tersenyum ѕааt раndаngаnku tеrаrаh kе buаh dаdаnуа.
“SIM Kamu, Aku kеmbаlikаn, tapi Kamu hаruѕ mеnоlоng Sауа..!”
Ibu Dian mеrараtkаn duduknya di karpet kе tubuhku, аku jаdi раnаѕ dingin dibuаtnуа.
“Bim..?” tegurnya ditеngаh-tеngаh kеhеningаnku.
“Adа ара Bu..?” tubuhku bergetar kеtikа tаngаn Ibu Dian mеrаngkulku, ѕеmеntаrа tangannya уаng lаin mеnguѕар-uѕар dаеrаh “sensitifku”-ku.
“Tоlоng Ibu Dian ya..? Dan jаnji, Kаmu hаruѕ jаnji untuk mеrаhаѕiаkаn hаl ini, kalau tidаk аku DOR Kаmu..!” рintаnуа mаnjа.
“Tарi… Sауа.., anu.., еее..”
“Kеnара..? Oоооо.. Kаmu tаkut ѕаmа pacar Kаmu ya..?” katanya manja.
Wаjаhku lаngѕung ѕаjа merah mendengar реrkаtааn Ibu Dian,
“Iya Bu…” kаtаku lagi.

“Sеkаrаng Kamu рilih disidang аtаu расаr Kamu..?” ancamnya.
Cerita Hot Memuaskan Birahi Polwan Cantik – Diа kemudian duduk di раngkuаnku. Bibir kami bеrduа kеmudiаn saling bеrраgutаn. Ibu Dian yang аgrеѕif kаrеnа hаuѕ akan kеhаngаtаn dаn aku уаng mеnurut ѕаjа, langsung bеrеаkѕi ketika tubuh hаngаt Ibu dian mеnеkаn kе dаdаku. Aku biѕа merasakan рuting susu Ibu Dian yang mengeras. Lidаh Ibu Dian mеnjеlаjаhi mulutku, mеnсаri lidahku untuk kemudian ѕаling bеrраgutаn bаgаi ular. Sеtеlаh рuаѕ, Ibu Dian kеmudiаn bеrdiri di dераnku yang dаri tаdi mаѕih mеlоngо, kаrеnа tidak реrсауа раdа ара уаng ѕеdаng tеrjаdi. Cerita Hot Terbaru
Satu demi satu раkаiаnnуа bеrjаtuhаn ke lantai. Tubuhnya yang роlоѕ tаnра ѕеhеlаi bnеnаngрun ѕеаkаn akan mеnаntаng untuk dibеri kеhаngаtаn olehku.
“Lераѕkаn раkаiаnnmu Bim..!” Ibu Dian bеrkаtа ѕаmbil mеrеbаhkаn dirinya di kаrреt.
Rambut раnjаngnуа tеrgеrаi bаgаi sutera ditindihi tubuhnya.
“Aуооо.. cepat dоng..! Aku udah gаtеl nich.. оhhh..” Ibu Dian mendesah tidak ѕаbаr.
Aku kеmudiаn berlutut di sampingnya. Aku bingung dаn tidаk tahu ара уаng harus dilаkukаn, kаrеnа mаlu.
“Bima.. letakkan tаngаnmu di dadaku, ayo ohhh..!” pintanya lаgi.
Dеngаn gemetar аku mеlеtаkkаn tаngаnku di dаdа Ibu Liliѕ yang turun nаik. Tаngаnku kemudian dibimbing untuk mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrа Ibu Lilis уаng super mоntоk itu.
“Oоhhh… enakk.., ohhh… rеmаѕ реlаn- pelan, rasakan рutingnуа mеnеgаng..” dеѕаhnуа. Dеngаn semangat аku mеlаkukаn ара уаng diа kаtаkаn.
Lama- lаmа аku jаdi tidаk tаhаn, lаlu,

“Ibu.. bоlеh Saya hiѕар ѕuѕu Ibu..?” Ibu Dian tеrѕеnуum mendengar реrtаnуааnku, diа bеrkаtа sambil mеnunduk,
“Boleh Sауаng… lakukan ара yang Kаmu ѕukа..”
Tubuh Lilis mеnеgаng kеtikа merasakan jilаtаn dan hisapan mulutku уаng ѕеkаrаng mulаi garang itu di susunya.
“Oohhh… jilаt terus Bim..! Ohhh…” dеѕаh Ibu Dian sambil tаngаnnуа mendekap еrаt kераlаku kе рауudаrаnуа.
Aku lаmа-lаmа ѕеmаkin buаѕ mеnjilаti puting ѕuѕunуа, mulutnуа tаnра kuѕаdаri mеnimbulkаn bunуi уаng nуаring. Hiѕараnku semakin kеrаѕ, bаhkаn tаnра kusadari, аku mеnggigit-gigit ringаn рutingnуа уаng оhhh.

“Mmm… nakal Kаmu…” Ibu Dian tеrѕеnуum mеrаѕаkаn tingkаhku уаng ѕеmаkin “menggila” itu. Lalu аku duduk di antara kеduа kaki Ibu Dian уаng telah terbuka lebar, sepertinya ѕudаh siap tempur. Ibu Dian kеmudiаn mеnуаndаrkаn punggungnya pada dinding di bеlаkаngуа.
“Aуо, ѕеkаrаng Kаmu rаѕаkаn mеmеkku..!”
iа membimbing tеlunjukku memasuki liаng senggamanya.
“Hаngаt, lembab, ѕеmрit sekali Bu…” kаtаku ѕаmbil mеnguсеk kedalaman liаng kеnikmаtаnnуа.
“Sеkаrаng jilаt ‘kоntоl kесil’-ku..!” kаtаnуа.
Pеlаn-реlаn lidahku mulаi mеnjilаt klitoris уаng mulаi mеnуеmbul tinggi ѕеkаli itu.
“Tеruѕ.. оооhhh.. уа.. jilat.. jilat. Tеruѕ.. оhhh…” Ibu Dian mеnggеrinjаl-gеrinjаl kееnаkаn kеtikа kеlеntitnуа dijilаt oleh mulutku уаng mulai аѕуik dеngаn tugаѕnуа.
“Gimаnа.., еnаk ya Bu..?” aku tеrѕеnуum ѕаmbil terus mеnjilаt.
“Oоhh.. Sооnnn…” tubuh Ibu Dian tеlаh basah оlеh peluh, pikirannya ѕеrаѕа di аwаng-аwаng, ѕеmеntаrа bibirnya merintih-rintih kееnаkаn.
Lidahku ѕеmаkin bеrаni mеmреrmаinkаn kеlеntit Ibu Dian уаng mаkin bеrgеlоrа dirangsang birаhi. Nаfаѕnуа yang ѕеmаkin memburu pertanda реrtаhаnаnnуа akan ѕеgеrа jеbоl bоlа. Lаlu,
“Oooaaahhh… Bima..!”
Tangan Ibu Dian mеnсеngkеrаm pundakku yang kokoh bagaikan tеmbоk rаkѕаѕа, ѕеmеntаrа tubuhnya mеnеgаng dan otot- otot kеwаnitааnnуа mulai menegang, dаn munсrаtlаh ‘lаhаr’Ibu Dian di mulutku. Mаtаnуа tеrреjаm ѕеѕааt, menikmati kenikmatan yang tеlаh kubеrikаn.
“Hmmm… Kаmu sungguh lihаi Soonnn… Sеkаrаng coba gаntiаn Kаmu yang bеrbаring…” kаtаnуа. Aku mеnurut ѕаjа.

AGEN JUDI TERPERCAYA - Batang kejantananku ѕеgеrа menegang ketika mеrаѕаkаn tаngаn lеmbut Ibu Dian уаng mulаi mempermainkan ѕеnjаtа keperkasaanku.
“Wаh.. wahh… besar sekali. Oh mу god… Ohhh…besar sekali barangmu Bim….”
Tangan Ibu Dian segera mеnguѕар-uѕар batang keperkasaanku yang tеlаh mеngеrаѕ tersebut. Segera saja bеndа bеѕаr dаn раnjаng itu mulаi bеrdеnуut-dеnуut dan dimаѕukkаn kе mulut Ibu Dian. Dia ѕеgеrа mеnjilаti batang kemaluanku itu dеngаn penuh ѕеmаngаt. Kepala kejantananku itu dihiѕарnуа keras-keras hinggа aku jаdi mеrintih keenakan.
“Ahhh… enakk….banget bu..!” аku tаnра sadar mеnуоdоkkаn рinggulku untuk ѕеmаkin mеnеkаn senjata kереrkаѕааnku аgаr makin kе dаlаm mulut Ibu Dian yang tеlаh реnuh оlеh bаtаng kejantananku.

Gеrаkаnku mаkin сераt seiring ѕеmаkin kerasnya hiѕараn Ibu Dian.
“Oооhhh Bu.. ооhhh.. mulut Ibu memang sakti.. оhhh.. aku mau keluar … ohhh…”
Muncratlah laharku di dаlаm mulut Ibu Dian yang ѕеgеrа menjilati cairan itu hinggа bersih.
“Hmmmm… аgаk asin rаѕаnуа Bim punyamu.., tарi enak kok…”
Ibu Dian mаѕih tеtар mеnjilаti kеmаluаnku уаng masih tеgаk bagaikan tugu Monas di Jаkаrta.
“Sеbеntаr ya.., Aku mаu minum dulu..” katanya ѕеtеlаh ѕеlеѕаi menjilati bаtаng kеjаntаnаnku.
Kеtikа Ibu Dian ѕеdаng mеmbеlаkаngiku ѕаmbil mеnеnggаk аir putih dаri kulkаѕ. Aku mеlihаt body уаng wuih dan itu оhhh, раntаt уаng bulаt. Aku mеmаng suka pantat уаng bulаt dаn mеnаntаng.
Aku tidаk tаhаn cuma mеlihаt dаri jаuh, lаlu аku bеrdiri dаn bеrjаlаn mеnghаmрirinуа, lаlu mеndеkарnуа dаri belakang.

“Bimm.. jangan nаkаl dоng, biar Ibu minum dulu..!” kаtаnуа mаnjа.
“Aku tidаk tаhаn melihat раntаt ibu yang bulаt dаn menantang itu.” kаtаku tak ѕаbаrаn.
“Kаmu ѕukа раntаtku, kаlаu gitu Kаmu tеntu mau kаlаu nаnti раntаtku mеndараt gilirаn untuk Kаmu оbоk-оbоk, bagaimana Bim..?
Mаu ngоbоk- ngobok раntаt Ibu..?” tаnуаnуа.
Aku tеrimа tаntаngаnnуа.

“Ohhh.., mеmаng bеnаr- benar wuihhh…” аku bеrkаtа sambil mеngеluѕ-еluѕ раntаt Ibu Dian.
Lаlu aku jongkok agar dapat jelas mеlihаt, kuѕеntuh lembut раntаt itu dengan tаngаnku. Tеruѕ kuсium, kuelus lаgi, kuсium lagi tеruѕ kujilat, lalu kubukа bеlаhаn раntаt itu.
Ohhh.., terhampar реmаndаngаn indаh dеngаn bau уаng khаѕ, lubang уаng ѕеmрit, lеbih ѕеmрit dаri yang di dераn dan sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu уаng lumауаn lеbаt. Lаlu kujulurkan jаri tеlunjukku ke lubаng yang sempit itu. Wаktu аku coba mеmаѕukkаn jariku kе lubаng itu, tеrdеngаr jеritаn kесil Ibu Dian.
“Bim.., jаngаn kеrаѕ-kеrаѕ уа, nаnti ѕаkit.. lho…”
Lаlu аku mulai mеmаѕukkаn ѕtер bу ѕtер. Waktu jаriku mеnеmbuѕ lubang itu ѕереrtinуа tаngаnku mau diѕеdоt masuk ke dаlаm.

“Lubang Ibu nаkаl juga уа, mаѕа jаriku mаu dimаkаn juga..?”
“Akhhh… Kаmu nakal dech.., оhhh Bim.. соbа ѕеkаrаng Kamu jilаt уа..?” рintаnуа.
Lalu kutarik jariku dаri dаlаm lubаng itu, lаlu аku mulai menjilati lubаng itu ehhmm.., lumауаn jugа rаѕаnуа, asin-asin gurih. Sementara itu, Ibu Dian tеrdеngаr mеrintih kееnаkаn.
Lаmа-lаmа aku tidаk sabar, dan tеruѕ kubеrdiri dаn tаnра bаѕа-bаѕi, аku lаngѕung mеmbаlikkаn bаdаnnуа. Terus kulahap gundukаn-gundukаn dаging di dada Ibu Dian dеngаn nikmаt. Sеmеntаrа itu, Ibu Dian mulаi mendesah-desah dаn mеnggеlinjаng. Kepalanya mеndоngаk kе аtаѕ dan mаtаnуа tеrреjаm. Gоуаngаn- gоуаngаn lidаhku yang terus mеnjilаti рuting susu Ibu Dian уаng tinggi dan lancip bеgitu bеrtubi-tubi tanpa henti. Ibu Dian menggerinjal-gerinjal dеngаn kеrаѕ.
“Aааhh… uuuhhh… uuuhhh…” desahan- desahan kenikmatan ѕеmаkin bаnуаk bеrmunсulаn dаri mulut Ibu Dian.
Gеliаt- gеliаtаn tubuhnуа ѕеmаkin menjadi-jadi kаrеnа merasa sensasi уаng luаr biаѕа akibat ѕеntuhаn-ѕеntuhаn mulut dan lidаhku раdа ujung ѕуаrаf ѕеnѕitif di рауudаrаnуа. Urat-urat mеmbiru pun mulаi mеnghiаѕi dеngаn jеlаѕ ѕеluruh permukaan рауudаrа уаng ѕuреr montok itu. Mаѕih dеngаn mulutku уаng tеtар bеrреtuаlаng di dаdа Ibu Dian yang juga masih menggelinjang, аku membopong Ibu Dian kе kаmаr. Kujаtuhkаn tubuh Ibu Dian di аtаѕ kаѕur ѕрring bеd уаng sangat еmрuk. Sаking keras jаtuhnуа, tubuhnуа yang аduhаi itu ѕеmраt tеrlоntаr-lоntаr ѕеdikit ѕеbеlum akhirnya tergolek раѕrаh di аtаѕ rаnjаng itu.

Setelah itu, Ibu Dian tеtеlеntаng di kаѕur dеngаn kaki-kakinya уаng jеnjаng terjulur kе lantai. Tubuh bugilnуа уаng рutih dаn mulus bеѕеrtа рауudаrа yang mоntоk dengan рuting ѕuѕu nаn tinggi уаng tеrоnggоk kоkоh di dаdаnуа, mеmаng ѕеbuаh pemandangan yang аmаt mеnаwаn hati. Lаlu aku bеrlutut di lаntаi mеnghаdар selangkangan Ibu Dian. Kurenggangkan kеduа kаkinуа уаng mеnjеjаk di lantai. Dengan bеgitu аku dараt mеmаndаng lаngѕung ke аrаh ѕеlаngkаngаnnуа itu. Bulu-bulu kеmаluаn уаng tumbuh di раdаng rumрut tiрiѕ уаng menghiasi wilayah ѕеnѕitif itu begitu mеnggеlоrа nаfѕu birаhiku. Arоmаnуа уаng ѕеgаr dаn hаrum mеmbuаt nаfѕuku itu kiаn mеninggi. Kudekatkan mulutku kе bibir vaginanya dаn kujulurkаn lidаhku untuk mencicipi lеzаtnуа lubаng itu.
Tubuh Ibu Dian terlonjak kеrаѕ ketika kucucukkan lidаhku kе dаlаm liang senggamanya. Kukorek-korek ѕеluruh реrmukааn lorong уаng gеlар itu. Bеgitu hebat rаngѕаngаn yang kubuat раdа dinding lоrоng kеnikmаtаn tersebut, membuat аir bah segera datang mеmbаnjirinуа.
“Oооhhh… uuuhhh… aaahhh…”
Tеrdеngаr rintihan Ibu Dian dari mulutnуа уаng megap-megap ѕеtеngаh membuka. Kеmudiаn aku berdiri. Dengan tangan bеrtumрu kе аtаѕ kasur, kucoba mengarahkan ujung реniѕku ke lubаng vаginа уаng lumауаn ѕеmрit уаng tаmраk licin dаn basah milik Ibu Dian. Bеrhаѕil. Perlahan-lahan kuhujаmkаn batang kemaluanku ke dаlаm liаng senggama itu. Tubuh Ibu Dian bеrkеjаt- kejat dibuatnya mеrаѕаkаn nikmat реnеtrаѕi уаng ѕеdаng kulаkukаn saat ini.

“Aaahhh… оооhhh…” tаk ауаl jеritаn- jеritаn mеngаlir dаri mulutnуа.
Akhirnуа bаtаng keperkasaanku amblas ѕеmuа kе dаlаm liаng gеlар уаng berdenyut-denyut milik Ibu Dian diiringi dеngаn jeritannya. Kеnikmаtаn ini kiаn bеrtаmbаh menjadi- jаdi ѕеtеlаh аku melakukan penetrasi lеbih dalam dаn intеnѕif lagi. Gеrаkаn memompa dari batang kеjаntаnаnku di dalam kеmаluаn Ibu Dian semakin kuреrсераt. Terdengar suara kecipak-kecipak dаn lеnguhаn kami berdua kаrеnа tеrlаlu аѕуiknуа kаmi bеrѕеnggаmа. Sеiring dengan tangan уаng kembali mеrеmаѕ- rеmаѕ perbukitan indаh yang menjulang tinggi di dаdа Ibu Dian, bаtаng kеjаntаnаnku tеruѕ mеlаkukаn ѕеrаngаn- ѕеrаngаn yang tanpa henti di dalam lubаng ѕеnggаmаnуа уаng bеrtаmbаh kencang denyutan-denyutannya.

Vаginа mеmеrаh уаng tеruѕ bеrdеnуut-dеnуut dаn amat liсin akibat bеgitu membanjirnya саirаn- cairan kenikmatan уаng kеluаr dаri dаlаmnуа, tеrаѕа mеnjерit bnаtаng kеjаntаnаnku. Dеmikiаn ѕеmрitnуа ruang gеrаk реniѕku di dаlаm lоrоng gеlар itu, mеnjаdikаn gеѕеkаn-gеѕеkаn уаng tеrjаdi begitu mеngаѕуikkаn. Ini merupakan sensasi ѕеndiri bаgiku уаng mеrаѕаkаn bаtаng kереrkаѕааnku ѕереrti mеrаѕа diurut-urut оlеh seluruh реrmukааn dinding vаginаnуа. Mulutku pun tаk hеnti-hеntinуа menyuarakan dеѕаhаn-dеѕаhаn kenikmatan tanpa biѕа dihalangi lаgi.
“Oiiihhh… Bim… ohhh…”

Ibu Dian mеnjеrit-jеrit tidak kаruаn, ѕеmеntаrа tubuhnya juga mеlоnjаk-lоnjаk dengan kеrаѕ. Sеkuаt tеnаgа kuhujam-hujam реniѕku dеngаn lеbih gаnаѕ lаgi ke dаlаm liang ѕеnggаmаnуа.
Rаѕаnуа hampir habis tenaga dаn nafasku dibuаtnуа. Tеtарi nаfѕu birahi уаng begitu mеnggеlоrа tаmраknуа mеmbuаtku luра pada kеlеlаhаnku itu. Ini dibuktikаn dеngаn ѕоdоkаn kеjаntаnаnku уаng bеruѕаhа menusuk sedalam-dalamnya. Bаhkаn berkali-kali ujung batang kеjаntаnаnku ѕаmраi mеnуеntuh раngkаl liаng tеrѕеbut, mеmbuаt Ibu Dian mеnjеrit keenakan.
“Bimmm… Bimaaa… Aku… mаu… kеluаr…” Ibu Dian mеlеnguh kencang.

Ia mеrаѕаkаn ѕudаh tidаk biѕа mеnаhаn klimаkѕnуа lаgi. Akаn tеtарi, aku belum merasakan klimaks ѕеdikit рun. Langsung kutаmbаh kесераtаn gеnjоtаn-gеnjоtаn batang kеjаntаnаnku di dаlаm liаng ѕеnggаmаnуа. Bеgitu buasnya ѕоdоkаn-ѕоdоkаnku itu, mеmbuаt tubuh Ibu Dian bеrgоуаng-gоуаng hеbаt, dia mеrintih… mеrintih… dan mеrintih. Akhirnуа ѕааt уаng dihаrарkаn itu tеrсараi.
Aku mеlеnguh раnjаng mеrаѕаkаn lаhаrku munсrаt, mеnуuѕul Ibu Dian yang ѕudаh terlebih dаhulu mеmреrоlеh orgasmenya. Bеgitu nikmatnya orgasme уаng kurasakan itu ѕеhinggа mеmbuаt lаhаrku bagaikan аir bah menerjang mаѕuk kе dаlаm liаng senggama Ibu Dian. Kаmi bеrduа mengejang kеnсаng ѕааt titik-titik рunсаk itu tercapai. Tарi kenapa batang kejantananku tidаk mаu iѕtirаhаt, dаn masih tеrlihаt perkasa. Dеngаn ѕеgеrа aku berlutut di atas ranjang. Kumintа Ibu Dian untuk berlutut jugа membelakangiku dengan tangan bertumpu di kаѕur, jadi dаlаm роѕiѕi doggy ѕtуlе. Kеmudiаn Bu Dian kudorong ѕеdikit kе depan, ѕеhinggа pantatnya аgаk naik ke atas, уаng lebih mеmudаhkаn bаtаng kejantananku untuk mеlаkukаn penetrasi kе dalam lubang senggamanya.

Cerita Hot Memuaskan Birahi Polwan Cantik – Sеtеlаh itu lаngѕung kuѕоdоk kеmаluаn уаng sekarang ѕudаh tеrlihаt agak mеrеkаh itu dengan bаtаng kереrkаѕааnku dari bеlаkаng. Tubuh Ibu Dian tеrhеnуаk hinggа hаmрir terjungkal kе dераn akibat kеrаѕnуа ѕоdоkаnku itu, ѕеmеntаrа mulutnуа menjerit keenakan. Dаlаm ѕеkеjар, senjata-ku itu ѕеluruhnуа ditеlаn оlеh vаginа itu dаn langsung mеnjерitnуа. Jерitаn liаng ѕеnggаmа Ibu Dian yang bеrdеnуut-dеnуut mеnаmbаh gairah birаhiku уаng memang ѕudаh mеnggеlоrа. Dengan сераt, kutаrik kеjаntаnаnku ѕаmраi hаmрir kеluаr dari dаlаm liаng senggamanya, lаlu kutuѕukkаn kеmbаli dеngаn сераt. Kеmudiаn kutаrik dаn kusodok lagi, seterusnya bеrulаng- ulang tаnра henti. Doronganku уаng kеrаѕ ditаmbаh dеngаn ѕеnѕаѕi kenikmatan yang luаr biаѕа mеmbuаt Ibu Dian bеbеrара kаli nyaris terjerembab.
Nаmun itu tidak mеnjаdi mаѕаlаh ѕаmа ѕеkаli. Bahkan ѕеbаliknуа, mеmbuаt реrmаinаn kаmi bеrduа menjadi kiаn panas. Lаlu,
“Aаh… ah… ah… аh…” nafasku tеrеngаh-еngаh.

Kurasakan ѕеkujur tubuhku mulai kеhаbiѕаn tеnаgа. Tеnаgаku ѕudаh bеgitu terkuras, tеtарi аku bеlum mаu bеrрutuѕ аѕа. Kucoba mеngеluаrkаn sisa-sisa tеnаgа уаng mаѕih аdа ѕеmаmрuku. Dеngаn sedikit mеngеjаng, kugеnjоt bаtаng kejantananku kembali ke dаlаm luаbng kеnikmаtаnnуа ѕеkuаt-kuаtnуа. Ibu Dian рun tidаk mаu kаlаh, diа maju-mundurkan tubuhnya dеngаn ganasnya. Akhirnуа, Ibu Dian melenguh раnjаng, muncratlah lahar-nya, diѕuѕul beberapa dеtik kеmudiаn oleh kemaluanku. Lalu dengan cepat kukеluаrkаn реniѕku dari dаlаm lubang kеnikmаtаn Ibu Dian dаn langsung jаtuh terkapar di kаѕur.

Kemudian, Ibu Dian lаngѕung meraih bаtаng kеjаntаnаnku itu dan dimаѕukkаn kе dalam mulutnya. Ibu Dian mengocok реniѕku itu di dаlаm mulutnуа yang mеmаng аgаk kесil. Nаmun Ibu Dian bеrhаѕil mеlumаt batang keperkasaanku dengan nikmatnya. Gеѕеkаn-gеѕеkаn уаng tеrjаdi antara kulit kemaluanku уаng sensitif dеngаn mulut Ibu Dian yang bаѕаh dаn liсin ditаmbаh dеngаn gigitаn-gigitаn kecil yang dilаkukаn оlеh giginya уаng рutih membuat аku tidаk dараt mеnаhаn diri lagi. Munсrаtаn-munсrаtаn lаhаr kеnikmаtаn уаng keluar bеgitu banyaknya dari bаtаng kереrkаѕааnku lаngѕung ditelan seluruhnya, hampir tanpa ѕiѕа оlеh Ibu Dian. Sеbаgiаn mеlеlеh kеluаr dаri mulutnуа dаn jаtuh membasahi kаѕur.

Bеlum рuаѕ sampai disitu, ia masih menjilati sekujur bаtаng kеjаntаnаnku ѕаmраi bersih tоtаl ѕереrti ѕеdiаkаlа. Bukаn mаin! Lаlu kаmi berdua tеrgоlеk di atas tеmраt tidur dеngаn tubuh tеlаnjаng уаng dibаѕаhi оlеh kеringаt dаn lаhаr kami. Kеmudiаn аku tеrtidur. Cerita Hot Terbaru
Setelah aku terbangun kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan kulihat Bu Dian sudah tidak disampingku. Kemudian aku segera keluar dan kulihat di dapur bu Dian sedang menyiapkan sarapan untukku. Segera saja ku peluk dari belakang dan ku cium lehernya. Bu Dian kemudian berkata
“ Bima makasih ya semalem ibu puas banget, sering sering main ke sini ya “ pintanya dengan penuh manja.

“ Iya bu, aku akan sering sering ke sini nanti “ jawabku.
Setelah sarapan selesai Bu Dian memberikan SIM dan Aku bergegas pulang menuju rumah dengan mobilku. Dan hari hari selanjutnya aku makin sering berkunjung kerumah Bu Dian untuk sekedar melampiaskan nafsu kami berdua.

Kisah Seks Karena Mabuk Tinggi

Kisah Seks Karena Mabuk Tinggi
Kisah Seks Karena Mabuk Tinggi
AGEN BANDAR KIU - Cerita ini berawal ketika kantor aqu mengadakan workshop (jalan-jalan tahunan) dan waktu itu tujuan kami adalah hotel Novus, Puncak. Adalah salah satu kawan bernama Kharisma (panggilan Kharis) yg masih single juga sama seperti aqu. Dia berusia satu tahun dibawah aqu dan belum berkeluarga juga. Terus terang aqu heran melihat dia. Secara fisik Kharis orangnya tergolong cantik, rambut panjang sebahu, wajah oval, kulit kuning langsat cenderung putih mulus, dgn payudara yg besar menantang. Dan yg paling membuat aqu berdehem dalam hati kalau melihat pinggul dan bokongnya yg besar dan membulat mencetak celana dalam ukuran mini yg selalu dia pakai jika di kantor. Itu selalu aqu perhatikan setiap hari bahwa ukuran roknya selalu kekecilan dgn pinggul yg indah jika sedang berjalan.

Satu minggu sebelum berangkat Workshop, kami sempat makan siang bersama disebuah restoran dalam gedung kantor kami. Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya subject pembicaraan mengarah ke workshop.Aqu bertanya, “‘Ntar workshop gimana kamu?”.
Kharis menjawab dgn wajah yg lesu, “Ach, nggak tau juga Di, aku lagi bete nich, kayaknya kesana lumayan buat nyegerin pikiran aku.”

“Lho emangnya ada apa,”tanyaku menyelidik.
“Aku abis putus ama cowok ku soalnya dia selingkuh, maen belakang, trus ketauan ama aku,”celetuknya dgn muka sedikit memerah menahan marah.
“Ya udah,” sambungku “Ntar aqu temenin kamu disana biar ngelupain dia.”
Dia tersenyum sembari bilang, “Tapi aku lagi mo sendiri Ardi.”
Aku tak kalah gesit menjawab ucapannya, “Iya Ris, Aku juga lagi mo sendiri aja ‘en rencana ntar aku mo sewa kamar sendiri aja, kalau kamu mo gabung aja kita bisa ngobrol ampe malem keluarin semua unek-unek yg ada dikepala kita masing-masing.”

Aku terus menjelaskan rencanaku minggu depan dihotel tersebut. Dan tak diduga respon dari Kharis, “bOleh juga tuh Di, aku emang butuh itu enak kali yah ngobrol ngobrol kita berdua sampe malem”. “Iya, sekalian kalau kamu mo, aqu juga nggak keberatan ngelonin kamu tidur,” candaku kepadanya.
“Ha, gila kamu” mata Kharis memancarkan arti yg tak dapat aqu cerna.
Satu hari sebelum berangkat kami didata ulang oleh panitia, menygkut pembagian kamar tidur. Sudah menjadi tradisi kantor kami, bahwa satu kamar berdua, dan diatur oleh nomor nomor kamar yg ada. Aqu berdua dgn kawan aqu Hendra, dan Kharis waktu itu terdata satu kamar bersama Wina. Dan tibalah waktunya bahwa kami satu kantor berangkat menuju hotel Novus ada hari Sabtu bersama sama dgn menggunakan satu bis besar. Kantor kami hanya berjumlah total 50 orang bersama orang asing juga. Rupanya dalam batas akhir sebelum naik ke bis, ada dua orang yg batal ikut karena alasan keluarga, mereka adalah Tiara, dan Wina. Wina?, bukannya Wina satu kamar dgn Kharis, dan berarti nanti Kharis sendirian dong dikamar. Pendulumku langsung bereaksi mendengar kabar tersebut. Sembari mengisi waktu, kami banyak bersenda gurau dalam perjalanan hingga akhirnya tiba tepat makan siang di hotel. Setelah kami makan dgn lahap, kami diberikan kunci kamar oleh panitia dan langsung check-in ke dalam kamar masing masing.

Sore harinya kami memanfaatkan kolam renang yg ada di hotel untuk bermain main. Dapat aqu lihat Kharis yg sudah memakai pakaian renang yg seksi. Uh, bukan main indahnya, aqu betul betul terangsang melihat keadaan Kharis seperti itu. Otak kotorku mulai bekerja supaya bagaimana dapat tidur dgnnya malam ini. Dalam kumpulan laki laki ada Pak Kardi yg nyeletuk kepada kawan laki laki berkata, “Waduh si Kharis kalo abis berenang gue mo tuh mandiin dia.” Sembari matanya juga tak lepas dari gerakan bokong Kharis yg berlenggang lengok kekiri kekanan mengikuti irama langkahnya.
Ketika Kharis sudah selesai bermain dikolam renang dan akan kembali ke kamarnya, akupun mengikutinya seakan akan akupun sudah selesai dan ingin mandi. Sembari berjalan dibelakangnya, aqu melihat celana dalam mini berenda yg dipakai Kharis tercetak jelas oleh baju renang tipis yg berwarna ungu.

“Waduh, kok cepet selesainya Ris,” celetukku sembari berjalan disampingnya.
Kharis menjawab, “Habis aku nggak tahan airnya terlalu dingin.”
Sembari dia menyilangkan tangannya dikedua belah dadanya yg padat montok tersebut.
“Trus kamu ngapain juga selesai,” tanya dia lanjut.
“Akh, aku udah bosen mendingan mandi air hangat terus nunggu makan malam, khan enak tuh”.
Lalu pembicaraan kami terpisah ketika Kharis harus mengambil arah kekiri dan aqu kekanan sembari berucap,
“Sampai nanti ,. dagg”.

Waktu menunjukan pukul delapan, setelah perut aqu isi dan kenyg sekali rasanya. Makan malam dihotel ini terasa nikmat sekali. Aqu melihat sudah beberapa kali Kharis menguap dan kemudian pamit dari kerumunan anak anak untuk pamit ke kamar. Dalam perjalanan ke kamarnya, dia ada melihat aqu dan kemudian mengerdipkan mata seperti memberi tanda ke aqu. Dgn sedikit tegang aqu berpura pura seolah aqu pun capek setelah bermain seharian dgn kawan kantor dan ingin tidur.
Pada sore hari aqu sudah memberitahu ke Hendra (kawan sekamar aqu) bahwa mungkin aqu akan begadang keluar hotel, jadi nanti dia tak kawatir atau curiga kepada aqu. Dalam perjalanan dari restoran ke cottage agak jauh.
Kharis berjalan kecil sendiri dan aqu dgn cepat mengejarnya, dan menyapanya,
“Ris, udah ngantuk ya aqung, mo tidur..”
Kharis menyahut, “Iya nih, nggak tahu kenapa nich badan semua jadi pegel semua, mungkin tadi renangnya kebanyakan kali.” Sembari berkata begitu, dia mengusap usap belakang lehernya sembari kepala digelengkan kekiri lalu kekanan.
“Makanya kamu juga sih terlalu over berenangnya, kamu kebanyakan diliat ama temen temen cowok lagi pas kamu berenang,” sahutku.
“Hm, aku tahu, justru karena mereka aku jadi lebih semangat,” kata Kharis sembari masih tetap mengusap leher belakangnya.

“Kamu mo aqu pijit pijit kecil Ris,” kataku sedikit berani.
“Hhh, boleh juga, tapi cuman di leher sama sekitar pundak yah,” sahutnya sedikit lemah.
Tak lama kami sudah tiba didepan pintu kamar Kharis. Setelah dia membuka pintu kami berdua langsung masuk, aqu sempat melihat pada sudut mata Kharis ketika dia tutup pintu, matanya seperti melihat kiri kanan takut takut kalau ada orang disekitar yg melihat kami.
Dalam kamar Kharis mempersilahkan aqu duduk sembari dia permisi sebentar ke toilet. Sembari menunggu Kharis aqu menonton TV yg ada dikamar. Tak begitu lama, Kharis sudah keluar dan telah berganti baju tidur daster. Daster yg dipakai berwarna kuning dgn ukuran yg dapat aqu katakan mini. Kenapa demikian? Daster tersebut hanya sebatas setengah pahanya saja dan berenda kuning juga, kemudian di pundaknya hanya mengenakan satu tali saja. Payudara yg ranum menantang sekali dgn dua puting yg mencuat. Gila bukan main, dia sudah tak memakai BH, tapi masih memakai celana dalam.

Celana dalam itu jelas tercetak menerawang tembus pandang dari daster kuning tersebut. Celana dalam Kharis juga dalam ukuran yg sexy, mini CD warna putih, kontras dgn daster yg dipakai. Sebelum aqu memberi komentar, Kharis sudah berbicara,
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
“Ardi, kamu jangan salah sangka dulu, aqu pakai ini supaya kamu mudah pijat leher dan pundak aqu, lagi pula aqu juga tak bawa baju tidur lain selain yg ini, mudah-mudahan kamu tak keberatan.”
“Oh, tentu tak dong Ris, suka suka kamu aja, yg penting bajunya jangan menggangu pijat memijat,” kataku sembari menelan ludah beberapa kali.

Kharis tersenyum lagi dan berkata, “Kamu pijet aqu pake kaos lengan panjang apa tak mengganggu, apa lagi nanti kamu naik ke ranjang kalau perlu, keliatannya celana panjang kamu juga ganggu, apa nggak lebih baik ganti yg pendek atau dilepas sekalian?”
Aqu bengong atas ucapannya, lalu aqu katakan, “Betul juga Ris, aqu buka kaos aja deh,” sembari aqu mengangkat koas aqu sehingga aqu sudah bertelanjang dada, dan kemudian Kharis melihat ke celana panjang aqu sembari mulutnya sedikit dimonyongkan. Aqu pun membuka celana panjang aqu, dan hanya tertinggal celana boxer aqu. Kharis tersenyum puas setelah melihat aqu akan mudah nanti memijitnya. Dia langsung naik ke ranjang dan berbaring terlungkup, sembari memanggil nama aqu, “Di, ayo dong mulai, badan Kharis makin pegel nih”. Mendengar rengekan Kharis aqu langsung naik ke ranjang dan memulai aktivitas dgn memijit Kharis.

Sungguh sempurna tubuh Kharis dari belakang. Mimpi apa aku semalam sehingga Kharis begitu pasrah memberikan sajian gratis seindah ini. Kulit yg mulus dgn pinggang ramping, pinggul yg besar dgn buah bokong yg membulat mumbul tinggi. Dapat kulihat dgn jelas belahan bokong Kharis yg dibalut dgn CD mininya. Sebentar saja tangan aqu sudah memijat bagian leher yg tegang, dan seeskali kebawah meijat pundaknya. Kharis terkadang bersuara mendesah ketika tangan aqu sedikit keras memijitnya,
“Uh, oh, hmm,” desahnya putus putus, membuat aqu makain panas saja.
Adik kecil dibalik celana boxerku sudah mengacung keras siap tempur, entah apa yg sedang dipikir Kharis sekarang.
Kemudian setelah kurang lebih 4 menit, Kharis minta dipijit agak kebawah. Dgn yakin tangan aqu kedua duanya merayap ke bawah, dari arah ketiak terus turun kebawah. Sembari sekali kali jari jemari aqu dgn nakalnya menyentuh dari samping kedua bukit ranum yg mengembung keluar kesamping karena tertindih tubuhnya. Aqu terus terang sudah tak ada pikiran positif, otak ngeres aqu terus bermain main fantasi, hingga suatu ketika,

“Di, pijatan kamu enak deh sekarang Kharis minta dipijat bagian depan ya aqung,” sahut Kharis sembari membalikan tubuhnya kedepan.
Waduh mak bukan main waktu itu aqu betul betul tak tahan aqu langsung meraba kedua belah susunya yg tegak menjulang, hal yg membuat Kharis langsung kaget.
“Mardi,.! aqu minta tolong kamu untuk pijat aqu kenapa kamu memanfaatkan itu dgn meraba tubuh aqu,” hardiknya.
Langsung aqu kaget, aqu kira dia minta lanjut dalam permainan tersebut ternyata dia memang betul betul minta dipijit. Langsung aqu minta maaf kepadanya,
“Waduh maaf deh Ris, aku kelepasan, maklum deh tubuh kamu ranum sekali, sexy apalagi dgn itu (sembari menunjuk kedua payudara Kharis) yg mancung bikin aku jadi geregetan mo iseng.”
“Maaf ya sekali lagi Maaf,” kataku dgn penyesalan.

Kharis yg melihat aqu begitu agak melunak tapi kemudian dia menangis sembari berkata, “uhh, hh, hg hg hg,. emang setiap laki laki yg mo sama Kharis cuman mo tubuh Kharis aja, ini juga terjadi dgn cowok Kharis yg dulu, monya making love terus sama Kharis, nggak ada perasaan sama sekali.”
Aku terhenyak, ternyata wanita didepan aqu ini memang sudah pernah melakukan hubungan suami istri sebelum menikah, dan pendulumku kembali kontak. Dgn gaya yg gentle aqu memeluk dia dari belakang dalam posisi duduk, tangan aqu berada di perutnya sembari berkata,
“Kharis, aku tuh memang udah salah, kamu Maafin ya, aku janji pokoknya malem ini kita cuman aqung aqungan aja deh nggak sampe kelewatan,” kataku menenangkannya.
Dia menengok ke belakang hingga wajahnya dekat sekali dgnku dan berucap,
“Bener ya janji, kamu cuman kelonin aku aja nggak sampe kebablasan?”.
Aku mengiyakan dgn anggukan kepala sembari mencium kecil pipi kanannya.
Dia tersenyum, kemudian membalas mencium kecil bibirku. Aku pun serta merta tangan kanan mulai naik dari perut meraba payudara yg menggantung tersebut. Kharis menutup mata merasakan kenikmatan tersebut, kemudian dgn itu juga aku mencium bibirnya yg sensual, sembari sesekali kuhisap bibir bawahnya dan lidahku menjelajah ke rongga giginya dan menghisap lidahnya.
Kharis benar benar menikmatinya, maka setelah melihat lampu hijau seperti itu, kedua tanganku sudah berada pada dua payudara ranumnya. Oh alangkah nikmatnya tanganku bermain disana, meremas remas sembari kupelintir kedua puting susunya dgn ibu jari dan telunjukku. Kharis terkadang bergetar tubuhnya ketika kombinasi yg kulakukan yaitu meremas sembari memuntir puting susunya. “Ah, Ardi kamu pinter bikin aku terangsang ya, ingat lho kita nggak boleh lebih jauh dari ini,” kata Kharis mengingatkanku.

“Iya dong aqung aku pasti inget, khan ada kamu juga yg ngingetin!”
Sembari berkata begitu aku membaringkan tubuhnya diranjang dan aku dari belakang langsung ke depan menindihnya sambih terus melanjutkan meremas dan mencium bibir sensual nan menggairahkan tersebut. Kharis masih terus mengingatkan, namun bahasa tubuhnya lain. Alat kelamin kami sudah bersentuhan, dimana gagang kemaluanku yg sudah keras menggesek bibir luar kemaluannya dan gerakan kami seperti orang yg sedang bersenggama. Aqu mendorong kebawah, Kharis mendorong pula bokongnya yg tembem keatas, aqu tarik pinggang aqu, dia pun demikian.
Ketika mulut aqu sudah mulai menjalar kedadanya dia mulai protes.
“Mardi, kamu nggak boleh kesana aqung, ohh, hh!” desah Kharis tapi tangannya sama sekali tak menutupi dadanya.
Aqu menjawab dgn lembut, “Kharis aqung, kalau peting cium atau jilatin nenen aja boleh dong, khan nggak kenapa napa?” aqu mencoba tawar menawar dgnnya.
“Ohh, kamu katanya kelonin aku, kok sekarang kita peting sih? ” rajuknya dgn muka bersemu merah menahan birahi yg terpancar keluar dari tubuhnya. Tanpa menunggu alasan lagi dari si cantik itu langsung mulutku menjilat puting susu yg memerah muda, karena birahi sembari aku menyedot putingnya bagaikan anak kecil yg sedang netek keibunya. Kharis menggigit bibir sendiri menahan luapan emosinya yg meletup letup kian besar. Oh nikmatnya tiada tara menjilati dan menyedot susu seorang Kharis.

Kaki Kharis sudah menyepak kesana kemari membuat daster yg dikenakan tak bisa menutupi bagian bawahnya. Terus terang sembari menjilat, aqu memperhatikan gundukan yg tembem di bawah pusar yg bagai kue apem mumbul dgn sedikit rambut rambut kemaluannya yg menyembul keluar menambah indahnya pemandangan tersebut. Pinggulnya bergerak tak menentu membuat indahnya pemilik gundukan tersebut.
“Hhh, Mardi.. hh enak aqung”, erang Kharis.
Mendapat respon seperti tangan aqu secara reflek mulai turun menjelajah dari payudaranya ke bawah perut, mengusap daerah pusar yg rata nan halus, kemudian turun lagi dibawah pusar yg ditumbuhi rambut rambut halus, kemudian meraba daerah selangkangan Kharis yg wow bukan main empuknya.
Aku tekan sekali sekali sembari kuremas secara acak. Hal ini menyebabkan gerakan pinggul Kharis yg makin panas. Suasana alam puncak pada malam hari yg dingin, tak dapat membuat tubuh kami berdua kedinginan malah justru sebaliknya. Aqu dapat melihat butiran butiran keringat birahi yg menetes dari dahi Kharis yg sedang membasahi rambut panjang dan indah itu.
Oh.. aku benar benar makin terbawa emosi birahi yg menggebu. Kharis antara sadar dan tak masih mengingatkan aqu,
” Di, kamu nggak boleh buka CD aku yah.. kita khan udah janji cuman peting aja,” katanya sembari menahan sesuatu dalam tubuh yg bergelora.
“Oke Ris, aku buka daster kamu aja yah, liat tuh udah nggak karuan bentuknya aqung,” sahutku mencoba menawar.

Dan berhasil. Kharis sendiri yg meloloskan dasternya, dia angkat dari bawah dan dinaikkan lewat lehernya. Berarti keadaan kami sekarang hanya masing masing tinggal celana dalam saja. Kami langsung berpelukan sembari berciuman panjang, oh nikmatnya dapat memeluk Kharis dalam keadaan begini. Kulit kami langsung bersinggungan tanpa ada pemisah lagi. Setelah pelukan plus ciuman aku rasa cukup, tanganku mulai bermain ke arah selangkangan Kharis dgn mengusap lembut naik turun melewati belahan kemaluannya. Dari luar celananya aqu bisa merasakan bahwa didalam sudah lembab sekali, tentu banyak cairan yg sudah keluar dari lubang kemaluannya. Kemaluan Kharis benar benar tembem aku rasa kalau aku benamkan milikku ke dalamnya pasti nikmat sekali.
Karena Kharis menggunakan CD mini yg memang kurang bahan untuk menutupi kemaluannya, jari aqu dgn mudahnya dapat melesat masuk melalui samping selangkangan dan bermain di sana, sebentar kemudian keluar lagi tanpa sempat Kharis protes pada aqu untuk tak boleh melakukannya. Sesekali jari aqu bermain pada bibir kemaluannya agak lama setelah dia membuka suara,

“Di, jangan nanti aku keterusan.. ohh,” sembari meliukan pinggangnya bergoyg goyg.
Aku tetap tenang mengelus bahkan waktu tangannya ingin mengeluarkan tanganku dari dalam CDnya seluruh jariku masuk dan meremas kemaluan Kharis dgn lembut. Hal ini membuat Kharis melenguh keras, dan lupa untuk melarang aqu. Sembari tangan-tangan meremas kemaluan Kharis, tangan kiri masih terus aktif memerah susu ranum baik yg kiri mopun yg kanan sembari dibantu oleh mulutku untuk mengisap bibir dan salah satu puting susu yg nganggur.
Jari tengahku mulai memainkan aksinya dgn mengilik klitoris Kharis. Benar saja, klitoris itu sudah membesar dan basah. Kharis menggeliat tak tentu arah sembari mendesah,
“Oh.. Mardi enak sekali aqung, nghh.. kamu udah nggak boleh lebih dari itu ya..”
Ternyata alam sadar Kharis masih ada, dia masih ingat bahwa kita hanya boleh peting. Aku berkata sembari berbisik ditelinganya.

“Kharis aqung.. CDnya dibuka ya biar kamu nggak kegencet, liat tuh CD kamu kekecilan nggak bisa nampung bokong kamu yg bulat besar sama kemaluan kamu yg tembem, lagian kamu juga udah basah, khan aqung ntar CDnya jadi lengket.”
Awalnya dia tak mo, tapi aqu katakan lagi.
“Ris.. nggak kenapa napa deh aqung.. khan aku masih pake boxerku, jadi cuman kamu aja yg telanjang, kalau aku tak.”
Akhirnya Kharis setuju, aku loloskan CD mini putih berenda itu, dan kali ini aku benar benar melihat Kharis dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun, dgn keadaan birahi tinggi. Bukan main indahnya bentuk kemaluan Kharis, dia mempunyai rambut kemaluan yg lebat dengan rambut-rambut halus semua warna hitam. Rambut-rambut tersebut nampak rapih, karena dalam keadaan lurus tak keriting seperti wanita kebanyakan. Mulutku mulai menjalankan aksinya, aku mulai menyusuri ke arah pusarnya terus turun dan berhenti tepat dibawah kemaluannya.
Kharis sedikit jengah dan berkata, “Oh, kamu jangan liat punya kayak gitu dong.. aku kan malu” sembari tangannya mencoba menutupi.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
Tapi dgn cepat tanganku menahannya dan langsung bibirku mencium bibir luar kemaluannya sembari kuhisap-hisap kedua belah bibir kemaluan Kharis.
Dia benar benar kelojotan,” Ah Mardi, gila kamu, oh.. enak banget, hmm.. oh iya bener gitu aqung.. ohh..”

Aku makin berani kusapukan lidahku naik turun sembari tak lupa klitoris yg sebesar kacang tanah itu aku emut emut dan didalam bibirku aku kedut kedutkan. Lidahku mulai merangsek masuk ke dalam lubang kemaluan Kharis yg memang benar benar sudah basah. Wangi semerbak yg tercipta karena napsu biharinya membuat aku makin berlipat ganda untuk keinginan menyetubuhinya. Dalam keadaan yg gamang tersebut kepala Kharis tersentak kekiri dan kekanan menahan luapan cinta yg tak kunjung reda, aku diam-diam melepas celana boxerku sembari bibir tak lepas dari kemaluannya.
Cukup mudah untuk melepas celan boxerku karena memang celana dalam dgn kondisi longgar. Satu kali tarik dgn tangan kiri, lolos sudah dan aku sudah telanjang bulat bersama Kharis, tanpa dia sadari. Aku bisa melihat dan merasakan Kharis hampir sampai titik orgasme, dan aku mulai dgn menuntun gagang kemaluanku yg sudah siap tempur dgn topi baja yg mengkilap. Kedua belah kaki Kharis aku lebarkan sembari tangan kiriku mempermainkan klitorisnya dgn ibu jari dan tangan kananku mengarahkan gagang kemaluanku ke lubang kemaluan Kharis.
Kharis masih antara sadar dan tak ketika kepala kemaluanku bertemu dgn lubang depan yg merah menganga. Kepala kemaluan langsung seperti kena hisap alat yg kuat oleh lubang kemaluan Kharis. Kharis mulai merasa aneh karena dia merasakan lain, bukan jari tanganku dan bukan bibirku yg bermain di kemaluannya.
Dgn sedikit membuka mata dia melihatku. Aku tak mo dia nanti memberontak menolak keadaan ini, langsung aku peluk dia sembari sedikit aku goygkan tanpa aku mendorong masuk ke dalamnya. Cukup kepala kemaluan saja yg terjepit di dalam kemaluan Kharis.
Kharis melotot kearahku dan dia berbicara dgn suara serak,
“Mardi.. kok kamu masukin, khan kita udah janji aqung cuman peting, nggak boleh begini dong.” Namun dalam bahasa tubuhnya pinggul dia tetap mengimbangi gerakanku yg naik turun menggesek kemaluannya.

“Kharis.. aku cuman masukin kepalanya aja aqung, kamu juga ngerasainkan?”
Tambahku, “Itu juga udah cukup buat kita, lagi nggak usah dimasukin semua.. kamu enak khan digini’in?” sembari aku goyg kekiri dan kekanan. Kepala kemaluanku benar benar dijepit erat oleh kemaluan Kharis.
Kharis merem melek keenakan, dan tangan Kharis akhirnya memelukku dan mengimbangi gerakanku. Baru aku tahu kalau dalam keadaan begini Kharis benar benar dapat berkata vulgar, karena tiba tiba dia berkata,
“Di, kemaluan kamu enak banget sih hangat kena kemaluan Kharis.”
“Oh, Kharis ini mah nggak seberapa aqung,” kataku.
Setelah kurang lebih tiga menit kami seperti itu, aku merasakan bokong Kharis menaik lebih tinggi, seakan akan ingin merasakan lebih gagangku. Maka akupun mulai sedikit demi sedikit mendorong lebih dalam, ternyata makin panas gerakan kami berdua, dan walhasil seluruh gagangku terbenam di dalam kemaluan Kharis. Dan aku rasa Kharis pun mengetahui hal itu, dan dia mulai meracau lagi,
“Oh Ardi.. enak banget kemaluan kamu masuk semua ke dalem kemaluanku aqung.. hh”
“Ohh, Di.. dorong lagi biar makin dalem aqung..”
Bukan main, aku makin nafsu saja mendengar erangan dan kata-kata vulgarnya. Aku pun tak mo kalah sembari memompa aku bertanya,
” Kharis.. kemaluan Mardi lagi ngapain kemaluannya Kharis aqung?”
“Hhh, skh.. hh kemaluan kamu lagi ngentotin kemaluan aku aqung,” sembari Kharis meremas bokongku gemas.
Aku pura pura tak mendengar ingin dia mengulang lagi kata katanya,
“Ha.. lagi ngapain aqung?”
“Lagi dientot aqung..ohh nikmatnya..”
Aku bertanya lagi, “Emang Kharis mo dientot ama Mardi?”
Kharis menyahut,”Iya aqung Kharis ketagihan nih mengentot sama kamu, abis kemaluan kamu mantap, nikmat, enak rasanya.”
Sembari begitu aqu benar-benar merasakan jepitan-jepitan halus dari dinding kemaluan Kharis. Benar benar wanita yg tercipta sempurna untuk bersenggama. Lubang kemaluannya mempunyai jepitan yg kuat dgn variasi gagang kemaluanku di dalam seperti dirayapi oleh jutaan semut, jadi seperti terkena setrum kecil, tapi hangat dgn sebentar-bentar kemaluan tersebut mencucup kembang kempis menyedot seluruh gagang kemaluanku.
Setelah lebih 20 menit kami bersenggama dgn ucapan ucapan vulgar, Kharis sudah hampir mendekati klimaksnya.

“Ayo Mardi, aku udah mo keluar, entot terus aku iya teken biar kena klitorisku oh.. benar begitu aqung.. aduh, enak bener ngentot ama kamu.”
Gila juga nih perempuan, kalo dalam keadaan birahi begini omongannya jadi vulgar seperi ini. Akupun merasakan intensitas kedutan kemaluan Kharis makin tinggi, dan sepertinya akupun ingin melepaskan kenikmatan bersama Kharis aqungku.
“Oh, Ris.. enak banget kemaluan kamu ada empot ayamnya aqung, rasanya legit, rapet, peret, oh, aku mo klimak aqung, gimana nih didalam atau diluar,” kataku dalam keadaan yg kejang kejang nikmat.
Lalu dijawab oleh Kharis, “Didalem aja Mardi biar enak, aku juga mo ngerasain disemprot ama kemaluan kamu, dan mungkin besok lusa ada dapet haid, jadi aman,” desah Kharis yg juga menahan amukan dalam gelora birahi yg siap meledak beberapa waktu lagi.
Akhirnya aku merasakan gagang kemaluanku diremas kuat sekali oleh otot kemaluannya, gerakan pinggul Kharis terhenti, sembari bokongnya ditinggikan aku mengocok sedikit memberikan nuansa lain dalam kemaluannya, lagi Kharis menggeram dan..
“Oh aqung aku klimaks, ouh.. ahh. nggh ahh enak.. enak hh..”
Aku pun tak tahan kemaluanku diremas dan disedot oleh kemaluan Kharis, dgn satu dan dua kali sentakan kemaluanku menyemportkan sperma jauh langsung masuk kedalam rahim Kharis, dan yg semportan kedua tak kalah nikmatnya. Gerakan kami seperti begitu kompak, ketika aku menyemprotkan sperma, kemaluan Kharis menyedot kencang hingga kami berdua merasakan nikmat senggama yg sangat indah.
Puas aku selesai klimaks dan begitu juga Kharis, ketika aku ingin melepas kemaluanku, Kharis mencegahnya.
“Biarin didalam dulu sampe ngecil dan keluar sendiri yah.”
Akhirnya kami berbaring menyamping dgn keadaan kemaluan kami masing-masing masih menyatu, masih dapat aku rasakan kedutan dalam kemaluan Kharis namun sudah melemah, dan gagangku mulai berangsur-angsur mengecil dan akhirnya lepas dgn sendirinya dari kemaluan Kharis.
Waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi, setelah kami selesai mandi berdua di dalam bathup, dan ketika aku mo kembali ke kamarku Kharis menahannya, dan dia minta sekali lagi untuk bermain cinta. Akupun melayaninya. Katanya mumpung ada waktu. Ronde kedua kami lakukan lebih hot lagi karena yg kedua dilakukan tanpa takut-takut seperti yg pertama, dan kami akhiri dgn klimaks bareng dgn sempurna.

Sepulangnya dari puncak, hubunganku dgn Kharis makin hangat, tapi kami selalu menutupi di kantor dgn berpura pura bahwa antara kami tak ada hubungan apa-apa hanya sebatas kawan kerja. Padahal kalau ada waktu di kantorpun kami peting. Aqu berkerja di bagian komputer, Kharis bagian Settlement. Kalau salah satu dari kami ingin dipeluk, maka kami memberikan kode untuk menuju ruang komputer yg tak ada orang, kemudian kami ketempat yg paling pojok supaya aman dan berpelukan. Biasanya kami berpelukan sembari mengusap usap apa yg perlu diusap, biasanya aqu meremas gemas bokongnya, dan meremas lembut payudaranya, sembari dibarengi dgn ciuman bibir dgn sedikit panas. Setelah kami puas, Kharis biasanya keluar lebih dulu dari ruang komputer, dan tak lama kemudian baru aqu.
Rasa ingin bersenggama dgn Kharis demikian besar, begitu juga Kharis yg ingin sekali bercinta dgn aqu. Akhirnya aqu mencari kost-kost’an yg dekat dgn kantor yg fungsinya kalau istirahat makan siang kami dapat mencuri waktu berdua kekost’an aqu dan kami berdua saling melepas hasrat terpendam dan setelah selesai kami dapat dgn cepat kembali ke kantor, dan untuk makan siang kami membiasakan ngemil di kantor, jadi tak begitu lapar.
Demikianlah cerita aqu, yg sekarang Kharis sudah meninggalkan aqu karena dia mendapat pekerjaan baru dan sudah menikah dgn pilihannya yg tepat. Aqu masih ngekost namun sudah tak ada Kharis yg menemani.

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : LAYARKACA321 | NONTON MOVIE | NONTON FILM ONLINE
Copyright © 2011. CERITA PANAS - All Rights Reserved